BIAYA STANDAR SEBAGAI STRATEGI PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI
Sistem biaya standar memberikan pedoman dalam pengambilan keputusan dan
menetapkan pengeluaran biaya produksi. Pengendalian biaya standar dilakukan
dengan menetapkan standar biaya produksi yang terdiri dari biaya standar bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. UKM Konveksi
Sumber Rezeki merupakan usaha kecil menengah yang memproduksi pakaian dengan
berbagai jenis pakaian seperti baju dress, celana panjang wanita dan rok
panjang. Standar biaya produksi belum diterapkan, sehingga pemilik usaha tidak
mengetahui apakah usaha yang dijalankan mengalami keuntungan (favorable) atau
mengalami kerugian (unfavorable). Penelitian ini menggunakan dua jenis data,
yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dari peneletian ini dilakukan
berdasarkan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian melalui
wawancara dengan pemilik usaha, sedangkan data sekunder didapatkan melalui
informasi yang berkaitan dengan pengetahuan teori yang berhubungan dengan
penelitian dan didapatkan melalui buku-buku dan penelitian terdahulu. Metode
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis varians biaya
standar. Analisis varians digunakan untuk mengetahui biaya produksi yang
sebenarnya terjadi (realisasi) dengan biaya yang telah ditetapkan sebelumnya
(standar). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penetapan biaya standar
untuk biaya produksi yang mencangkup biaya bahan baku langsung, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik pada UKM Konveksi Sumber Rezeki,
menganalisis varians yang terjadi antara biaya standar dan biaya aktual dan
mengevaluasi varians yang terjadi apakah masih dalam batas pengendalian
manajemen konveksi Sumber Rezeki. Berdasarkan analisis varians didapatkan hasil
bahwa bahan baku yang digunakan selama bulan Mei 2014 bersifat favorable yaitu
kain spandek, furing, benang jahit, benang obras, karet dan tali kur sedangkan
kain cotton dan kain sifon bersifat unfavorable. Varians tarif tenaga kerja
langsung bersifat favorable yaitu penjahitan dan penyetikaan, sedangkan
pengepakan bersifat unfavorable. Varians efisiensi tenaga kerja langsung
bersifat unfavorable. Varians biaya overhead variable bersifat favorable yaitu
biaya plastik, biaya tag pin, biaya minyak mesin, biaya listrik dan biaya bahan
bakar LPG. Berdasarkan uji t didapatkan kesimpulan bahwa varians biaya tenaga
kerja langsung pada bagian penjahitan dan penyetrikaan menunjukkan masih dalam
batas pengendalian manajemen, sedangkan dalam proses pengepakan di luar batas
pengendalian manajemen.
Contoh Kasus Penyusunan Anggaran
Variabel
Oleh Hendra Poerwanto
PT. KARS sedang menyusun laporan laba rugi dan anggaran variabel untuk bulan Desember 20XX. Berikut ini adalah data yang tersedia dari PT. KARS:
Oleh Hendra Poerwanto
PT. KARS sedang menyusun laporan laba rugi dan anggaran variabel untuk bulan Desember 20XX. Berikut ini adalah data yang tersedia dari PT. KARS:
Untuk membuat 1 unit produk diperlukan 2kg bahan mentah
senilai Rp 500/kg
Setiap unit produk dikerjakan oleh tenaga kerja langsung
selama 4 JKL (DLH) dengan tariff @Rp 150 per JKL
BOP bulanan dalam range 60.000 sampai dengan 80.000,
adalah sebagai berikut:
Biaya pemasaran bulan November 20XX sebesar Rp
25.000.000,- dan pada bulan Desember diprediksi naik sebesar 20% nya.
Biaya Administarsi dan Umum pada bulan Desember
diperkirakan manajemen perusahaan sebesar Rp 25.000.000
Untuk kegiatan operasional, manajemen perusahaan meminjam
uang dari bank dengan bunga sebesar Rp 2.500.000,- setiap bulan dalam jumlah
tetap
Perusahaan ini termasuk badan usaha yang dikenai pajak
penghasilan dengan rate 20%
Dari
data di atas, susun dan hitung lah:
Anggaran variabel untuk periode Desember 20XX dalam
bentuk Matematis
Anggaran variabel untuk periode Desember 20XX dalam
bentuk Formula
Anggaran variabel untuk periode Desember 20XX dalam
bentuk tabel pada tingkat kapasitas 65.000 unit dan 75.000 unit
Anggaran variabel untuk periode Desember 20XX dalam
bentuk Grafik
HP produksi per unit jika rencana produksi bulan Desember
20XX sebanyak 65.000 unit
Proyeksi laporan Laba/Rugi bulan Desember 20XX, jika
produk yang laku terjual sebanyak 65.000 unit dengan harga jual per unit Rp
3.400
Jawab
Langkah 1.
Membuat fungsi matematis untuk item biaya non BOP dengan format Matematis sebagai berikut:
Y = a + b X
dimana Y adalah jumlah biaya dan X adalah volume kegiatan
Jenis Biaya
Bahan Baku = VC/unit = SUR (2kg) @Rp 500,-/Kg = Rp 1.000,-
TKL = VC/unit = SUR (4 JKL) @Rp 150,-/JKL = Rp 600,-
BOP = VC/unit = Rp 150,- dan Fc = Rp 13.000.000,-
Pemasaran = FC = 120% x Rp 25.000.000,- = Rp 30.000.000,-
Adm & Umum = FC = Rp 25.000.000,-
Operasi = FC = Rp 25.000.000,-
Total biaya = VC/unit = Rp 950,- FC = Rp 93.000.000
Dengan melihat perilaku dan karakteristik tiap-tiap item biaya maka bisa dibuat persamaan matematisnya. Persamaan Matematis yang dibentuk adalah sebagai berikut :
Biaya Bahan Baku
Y1 = 0 + 1000 X
Biaya TKL Y2 = 0 + 600 X
BOP Y3 = 13.000.000 + 150 X
Pemasaran Y4 = 30.000.000 + 0 X
Admn dan Umum Y5 = 25.000.000 + 0 X
Operasi Y6 = 25.000.000 + 0 X
Total Biaya Yt = 93.000.000 + 950 X
Biaya TKL Y2 = 0 + 600 X
BOP Y3 = 13.000.000 + 150 X
Pemasaran Y4 = 30.000.000 + 0 X
Admn dan Umum Y5 = 25.000.000 + 0 X
Operasi Y6 = 25.000.000 + 0 X
Total Biaya Yt = 93.000.000 + 950 X
Selanjutnya dapat dihitung Total Biaya yang dianggarkan
untuk seluruh item biaya pada Range X= 65.000 dan pada X = 75.000
Langkah 2.
Memisahkan komponen Biaya tetap dan biaya variabel pada BOP misalnya dengan metode titik tertinggi terendah:
a) Biaya Bahan Penolong
Langkah 2.
Memisahkan komponen Biaya tetap dan biaya variabel pada BOP misalnya dengan metode titik tertinggi terendah:
a) Biaya Bahan Penolong
Komponen Biaya Variabel
VC/unit = Rp
1.000.000,- / 20.000 unit = Rp 50/unit
Komponen Biaya Tetap
FC per bulan:
Persamaan ;
Y Biaya Bahan
Penolong = 0 + 50X
b) Biaya Listrik
Komponen Biaya Variabel
VC/unit = Rp 1.500.000,-/20.000 unit =
Rp 75/unit
Komponen Biaya tetap
FC per bulan :
Persamaan :
Y Biaya Litrik =
1.500.000 + 75X
c) Biaya Depresiasi
Komponen Biaya Variabel
VC/unit = Rp 0,-/20.000 unit = Rp
0/unit
Komponen Biaya Tetap
FC per bulan :
Persamaan
Y Biaya Depresiasi = 4.000.000 + 0X
d) Biaya Gaji
Komponen Biaya Variabel
VC/unit = Rp 0,- / 20.000 unit = Rp
0/unit
Komponen Biaya Tetap
FC per bulan :
Persamaan :
Y Biaya Gaji :
6.200.000 + 0
e) Biaya Asuransi
Komponen Biaya Variabel
VC/unit = Rp 500.000,-/20.000 unit =
Rp 25/unit
Komponen Biaya Tetap
FC per bulan :
Persamaan :
Y Biaya
Asuransi = 0 + 50X
Dengan demikian secara ringkas persamaan matematis yang dibentuk untuk anggaran variabel BOP adalah sbb :
Biaya Bahan
Penolong Y1 = 0 + 50 X
Biaya Listrik Y2 = 1.500.000 + 75 X
Biaya Depresiasi Y3 = 4.000.000 + 0 X
Biaya Gaji Y4 = 6.200.000 + 0 X
Biaya Asuransi Y5 = 1.300.000 + 25 X (+)
Total BOP Y = 13.000.000 + 150 X
Biaya Listrik Y2 = 1.500.000 + 75 X
Biaya Depresiasi Y3 = 4.000.000 + 0 X
Biaya Gaji Y4 = 6.200.000 + 0 X
Biaya Asuransi Y5 = 1.300.000 + 25 X (+)
Total BOP Y = 13.000.000 + 150 X
Dari perhitungan di atas, selanjutnya jawaban dari semua pertanyaan dari kasus adalah sbb:
1. Anggaran Variabel Bentuk Matematis
Biaya Bahan Baku
Y1 = 0 + 1000 X
Biaya TKL Y2 = 0 + 600 X
BOP
Biaya TKL Y2 = 0 + 600 X
BOP
Biaya Bahan
Penolong Ya = 0 + 50 X
Biaya Listrik Yb = 1.500.000 + 75 X
Biaya Depresiasi Yc = 4.000.000 + 0 X
Biaya Gaji Yd = 6.200.000 + 0 X
Biaya Asuransi Ye = 1.300.000 + 25 X (+)
Biaya Listrik Yb = 1.500.000 + 75 X
Biaya Depresiasi Yc = 4.000.000 + 0 X
Biaya Gaji Yd = 6.200.000 + 0 X
Biaya Asuransi Ye = 1.300.000 + 25 X (+)
Total BOP
Y3 = 13.000.000 + 150 X
Pemasaran Y4 = 30.000.000 + 0 X
Admn dan Umum Y5 = 25.000.000 + 0 X
Operasi Y6 = 25.000.000 + 0 X
Total Biaya Yt = 93.000.000 + 950 X
Pemasaran Y4 = 30.000.000 + 0 X
Admn dan Umum Y5 = 25.000.000 + 0 X
Operasi Y6 = 25.000.000 + 0 X
Total Biaya Yt = 93.000.000 + 950 X
2. Anggaran Variabel Bentuk Formula
3. Anggaran Variabel Bentuk Tabel
4. Anggaran Variabel Bentuk Grafik
5. Harga Pokok Per Unit pada tingkat produksi 65.000 unit
6. Laporan Laba Rugi pada tingkat produksi 65.000 unit
Sumber : https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/anggaran-variabel/contoh-penyusunan-anggaran-variabel
Teori Biaya dan Konsep Efisiensi
| Download dalam bentuk word di
sini |
1.
Fungsi Biaya Jangka Pendek dan Panjang
Analisis
mengenai biaya produksi perusahaan perlu dibedakan kepada dua jangka waktu:
jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek adalah jangka waktu dimana
perusahaan dapat menambah salah satu factor produksi yang digunakan dalam
proses produksi. Dengan perkataan lain, dalam analisis dimisalkan bahwa
sebagian dari factor-faktor produksi yang digunakan dianggap tetap jumlahnya.
Sedangkan jangka panjang adalah jangka waktu dimana semua factor produksi dapat
mengalami perubahan, yaitu jumlahnya dapat ditambah apabila pertambahan itu
diperlukan.
Biaya
produksi, menurut Sadono Sukirno didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang
dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh factor-faktor produksi dan
bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang
akan diproduksikan perusahaan tersebut. (Sadono Sukirno 2008:208). Biaya
produksi yang dikeuarkan perusahaan dapat dibedakan menjadi dua jenis: biaya
eksplisit dan biaya tersembunyi (imputed cost). Biaya eksplisit adalah
pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang berupa pembayaran dengan uang untuk
mendapatkan factor-faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan. Sedangkan
biaya produksi adalah taksiran pengeluaran terhadap factor-faktor produksi yang
dimiliki oleh perusahaan itu sendiri.
Menurut
Karl E. Case & Ray C. Fair dalam jangka pendek, semua perusahaan
(kompetitif maupun nonkompetitif) memiliki biaya yang harus mereka tanggung
apapun output mereka. Sebenarnya, beberapa biaya tetap harus dibayar meskipun
berusaha berhenti berproduksi yakni, meskipun outputnya nol. Jenis biaya ini
disebut biaya tetap, biaya tetap adalah segala biaya yang tidak tergantung pada
tingkat output perusahaan. Biaya ini tetap timbul meskipun perusahaan tidak
memproduksi apapun. Tidak ada biaya tetap dalam jangka panjang, dan perusahaan
tidak bisa melakukan apapun dalam jangka pendek untuk menghindarinya atau
mengubahnya. Dalam jangka panjang, suatu perusahaan tidak memiliki biaya tetap,
karena perusahaan itu bisa memperluas, mempersempit, atau keluar dari industry.
Perusahaan
memang memiliki biaya tertentu dalam jangka panjang yang tergantung pada
tingkat output yang mereka pilih. Jenis biaya ini disebut dengan biaya varibel,
biaya variable adalah baiya yang tergantung pada tingkat produksi yang dipilih.
Biaya tetap dan biaya variable merupakan penyusun biaya total, biaya total
adalah biaya tetap ditambah biaya variable.
1.1
Pengertian Biaya Produksi Jangka Pendek
Tabel
10.1 menunjukkan nilai-nilai berbagai pengertian biaya produksi yang
dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang. Dalam membuat contoh yang terdapat
dalam table 10.1 tersebut dimisalkan tenaga kerja adalah factor produksi yang
berubah-ubah jumlahnya, sedangkan factor produksi yang lain jumlahnya tetap.
Sehingga keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan produsen dapat
dibedakan kepada dua jenis pembiayaan yaitu biaya yang selalu berubah dan biaya
tetap.
Tabel
10.1 Biaya Produksi dalam Jangka Pendek (dalam ribuan rupiah)
Jumlah
Pekerja (1)
|
Jumlah
Produksi (2)
|
Biaya
tetap total (3)
|
Biaya
berubah total (4)
|
Biaya
total
(5) |
Biaya
marjinal (6)
|
Biaya
tetap
rata-rata
(7)
|
Biaya
berubah rata-rata (8)
|
Biaya
total rata-rata (9)
|
|
0
|
0
|
50
|
0
|
50
|
|||||
1
|
2
|
50
|
50
|
100
|
25
|
25
|
25
|
50
|
|
2
|
6
|
50
|
100
|
150
|
12.5
|
12.5
|
16.7
|
25
|
|
3
|
12
|
50
|
150
|
200
|
8.3
|
8.3
|
12.5
|
16.7
|
|
4
|
20
|
50
|
200
|
250
|
6.25
|
6.25
|
10
|
12.5
|
|
5
|
27
|
50
|
250
|
300
|
7.1
|
7.1
|
9.3
|
11.1
|
|
6
|
33
|
50
|
300
|
350
|
8.3
|
8.3
|
9.1
|
10.6
|
|
7
|
36
|
50
|
350
|
400
|
10.0
|
10.0
|
9.2
|
10.5
|
|
8
|
42
|
50
|
400
|
450
|
12.5
|
12.5
|
9.5
|
10.7
|
|
9
|
45
|
50
|
450
|
500
|
16.7
|
16.7
|
10
|
11.1
|
|
10
|
47
|
50
|
500
|
550
|
25
|
25
|
10.6
|
11.7
|
|
11
|
48
|
50
|
550
|
600
|
50
|
50
|
11.5
|
12.5
|
1.1.1
Biaya Total (TC)
Biaya
total merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan
yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya
total dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
TC
= TFC + TVC
1.1.2
Biaya Tetap Total (TFC)
Biaya
tetap merupakan biaya yang tidak berubah mengikuti tingkat produksi. Sebagai
contoh adalah biaya peneliharaan pabrik dan asuransi, biaya abonemen telepon
bulanan. Biaya tetap dapat dihitung sama seperti biaya variabel, yaitu dari
penurunan rumus menghitung biaya total. Penuruanan rumus tersebut, adalah: TC =
FC + VC
FC
= TC – VC
Dalam
Tabel 10.1 besarnya biaya tetap total, yang ditunjukkan dalam kolom (3), adalah
Rp 50.000
1.1.3
Biaya Berubah Total (TVC)
Biaya
variabel merupakan biaya yang berubah secara linier sesuai dengan volume output
operasi perusahaan. Sebagai contoh adalah biaya pulsa telepon bulanan, biaya
pengeluaran untuk upah dan bahan baku. Biaya variabel dapat dihitung dari
penurunan rumus menghitung biaya total, yaitu: TC = FC + VC
VC
= TC – FC
Dalam
table 10.1, dimisalkan setiap tenaga kerja yang digunakan memperoleh pendapatan
sebesar Rp 50.000. Berdasarkan pemisalan ini, biaya berubah total ditunjukkan
dalam kolom (4).
1.1.4
Biaya Tetap Rata-rata (AFC)
Biaya
tetap rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya tetap (FC) untuk memproduksi
sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut. Biaya
tetap rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
AFC
= TFC / Q
1.1.5
Biaya Berubah Rata-rata (AVC)
Biaya
variabel rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya variabel (VC) untuk
memproduksi sejumlah baran (Q) dibagi dengan jumlah produksi tertentu. Biaya
variabel rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut,
yaitu:
AVC
= TVC / Q
1.1.6
Biaya Total Rata-rata (AC)
Biaya
total rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya total (TC) untuk memproduksi
sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi oleh perusahaan.
Biaya total rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut,
yaitu:
AC
= TC / Q atau AC = AFC + AVC
1.1.7
Biaya Marjinal (MC)
Biaya
marginal dapat juga dikatakan sebagai biaya pertambahan (incremental cost).
Biaya marginal merupakan kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk
menambah produksi sebanyak satu unit keluaran tambahan. Biaya marginal dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:
MCn
= TCn – TC n-1 atau MCn = ∆TC / ∆Q
Perhatikan
Tabel 10.1. Misalkan jumlah tenaga kerja bertambah dari 2 menjadi 3. Dapat
dilihat bahwa produksi bertambah dari 6 menjadi 12 unit (jadi bertambah 6 unit)
dan biaya produksi bertambah sebanyak Rp 50.000, yaitu dari sebanyak Rp 150.000
menjadi Rp 200.000. Dengan demikian biaya marjinal adalah Rp 50.000 / 6 unit =
Rp 8333
1.2
Bentuk Kurva Biaya Jangka Pendek
Gambar
10.1
1.2.1
Kurva Biaya-Biaya Total
Dalam
gambar diatas digambarkan 3 jenis kurva yang termasuk dalam golongan
kurva-kurva biaya total rata-rata, yaitu:
·
Kurva TFC yang
menggambarkan biaya tetap total
·
Kurva TVC yang
menggambarakan biaya berubah total
·
Kurva TC yang
menggambarkan biaya total
Pada
permulaannya apabila jumlah factor berubah adalah sedikit, produksi marjinal
meningkat dan menyebabkan TVC berbentuk agak landai (lihat bagian ab) tetapi,
apabila produksi sudah semakin banyak, produksi marjinal semakin berkurang dan
menyebabkan kurva TVC semakin tegak (lihat bagian bc).
1.2.2
Kurva Biaya Rata-Rata
Kurva-kurva
dalam gambar 10.2 dilukis berdasarkan kepada angka-angka yang terdapat dalam
table 10.1. Kurva biaya tetap rata-rata berbentuk menurun dari kiri atas ke
kanan bawah. Bentuk yang demikian disebabkan karna ia menggambarkan bahwa
semakin besar jumlah produksi, semakin kecil biaya tetap rata-rata.
Gambar 10.2
1.2.3
Hubungan Kurva FC dengan AVC dan AC
Dalam
menggambarkan kurva-kurva biaya rata-rata perlulah disadari dan diingat bahwa
kurva AVC dan AC dipotong oleh kurva MC pada titik terendah dari masing-masing
kurva tersebut. Hal itu harus dibuat agar tidak menyalahi hukum matematik.
1.2.4
Menggambarkan Kurva MC
Gambar 10.4
Kurva
MC menimbulkan sedikit masalah dalam menggambarkan, karena ia menunjukkan
pertamn=bahan biaya kalau produksi naik satu unit. Dengan demikian ada dua
tingkat produksi yang berkaitan dengan efek tersebut, tingkat produksi sebelum
dan sesudah kenaikan produksi. Disebabkan oleh hal ini, titik-titik yang
menggambarkan biaya merjian harus digambarkan diantara kedua-dua tingkat
produksi tersebut. Ini berarti, sebagai conoh, titik yang menggambarkan biaya
marjinal naik dari 0 unit menjadi 1 unit harus dibuat ditengah-tengah unit
produksi 0 dan 1 titik. Contoh lain, untuk menggambarkan biaya marjinal pada
waktu produksi naik dari 6 unit menjadi 12 unit, harus dibuat diatas tingkat
produksi sebanyak 9 unit (karena unit produksi ke-9 adalah ditengah-tengah 6
unit dan 12 unit). Keadaan ini menggambarkan titik A. Menggambarkan contoh
lain, perhatikan cara menentukan titik pada MC pada ketika jumlah produksi
bertambah dari 33 unit menjadi 38 unit. Untuk kenaikan produksi ini MC = Rp
10000. Keadaan ini digambarkan oleh titik B. Gambar 10.4 secara khusus
menunjukkan kurva MC yang dilukis berdasarkan data biaya marjinal pada table
10.1.
1.3
Biaya Produksi Jangka Panjang
Dalam
jangka panjang perusahaan dapat menambah semua faktor produksi atau input yang
akan digunakannya. Oleh karena itu, biaya produksi tidak perlu lagi
dibedakan antara biaya tetap dan biaya berubah. Di dalam jangka panjang tidak
ada biaya tetap, semua jenis biaya yang dikeluarkan merupakan biaya berubah.
Ini berarti bahwa perusahaan-perusahaan bukan saja dapat menambah tenaga kerja
tetapi juga dapat menambah jumalah mesin dan peralatan produksi lainnya, luas
tanah yang digunakan (terutama dalam kegiatan pertanian) dan luasnya
bangunan/pabrik yang digunakan. Sebagai akibatnya, dalam jangka panjang
terdapat banyak kurva jangka pendek yang dapat dilukiskan.
1.3.1
Cara Meminimumkan Biaya Dalam Jangka Panjang
Karena
dalam jangka panjang perusahaan dapat memperluas kapasitas produksinya, ia
harus menentukan besarnya kapasitas pabrik (plant size) yang akan meminimumkan
biaya produksi. Dalam analisis ekonomi kapasitas pabrik digambarkan oleh kurva
bioaya total rata-rata (AC). Dengan demikian analisis mengenai bagaimana
produsen menganalisis kegiatan produksinya dalam usahanya meminimumkan biaya
dapat dilakukan dengan memperhatikan kurva AC untuk kapasitas yang berbeda-beda.
Contoh yang menggambarkan bagaimana
analisis tersebut dibuat ditunjukkan dalam gambar. Dimisalkan terdapat 3
kapasitas pabrik yang dapat digunakan oleh pengusaha. Kapasitas 1 ditunjukkan
oleh AC1, kapasitas
2 ditunjukkan oleh AC2, dan kapasitas 3 ditunjukkan oleh AC3. Dalam
contoh ini pada hakikatnya pengusaha mempunyai 3 pilihan dalam menggunakan
alat-alat produksi : kapasitas 1, kapasitas 2, kapasitas 3. Berturut-turut
biaya produksi akan dikeluarkan untuk menggunakan masing-masing kapsitas
tersebut adalah seperti ditunjkkuan oleh AC1, AC2, AC3. Yang manakah kapasitas yang akan dipilih produsen ?
Faktor apakah yang menetukan pilihan tersebut.
Faktor yang akan menetukan kapasitas
produksi yang digunakan adalah tingkat produksi yang ingin dicapai. Apabila
perusahaan tersebutingin mencapai produksi sebanyak 100 unit, adalah lebih baik
untuk menggunakan kapasitas 1 (lihat titik A). Kalau yang digunakan adalah
kapasitas 2 (seperti dalam gambar, biaya produksinya adalah lebih tinggi (
lihat titik B). Kapasitas 1 adalah kapasitas yang paling efisien, dan akan
meminimumkan biaya produksi, untuk produksi di bawah 130 unit. Untuk
produksi di antara 130 dan 240 unit, kapasitas 2 adalah yang paling efisien,
karena biaya produksi adalah paling minimum dengan menggunakan kapasitas
tersebut. Ini dapat dilihat misalnya untuk produksi sebanyak 160 unit. Seperti
dapat dilihat dalam gambar. AC1 berada di atasAC2, yang berarti dengan menggunakan kapasitas satu
biaya akan lebih tinggi daripada menggunakan kapasitas 2. Untuk produksi
melebihi 240 unit, misalnya 275 unit, kapasitas 3 adalah yang harus digunakan
produsen. Penggunaan ini akan meminimumkan biaya. Dari contoh ini dapat
disimpulkan bahwa peminimumman biaya jangka panjang tergantung kepada 2 faktor
berikut
1.
Tingkat produksi
yang ingin dicapai
2.
Sifat dari pilihan
kapasitas pabrik yang tersedia
1.3.2
Kurva Biaya Total Rata-Rata Jangka Panjang
Di dalam jangka panjang titik terendah
dari suatu AC tidak menggambarkan biaya yang paling minimum untuk
memproduksikan satu tingkat produksi. Terdapat kapasitas produsi lain (AC lain)
yang dapat meminimumkan biaya. Sebagai buktinya perhatikanlah AC1 dan AC2. A1 adalah
titik terendah pada AC1. Dengan demikian dalam jangka pendek produksi sebesar QA
dapat diproduksikan dengan biaya yang lebih rendah dari titik manapun pada AC1. Tetapi
dalam jangka panjang biaya itu belum merupakan biaya yang paling minimum,
karena apabila kapasitas produksi yang berikut digunakan (AC2), produksi sebesar QA akan mengeluarkan biaya
sebanyak seperti ditunjukkan oleh titik A pada AC2. Dari contoh ini dapat disimpulkan bahwa kurva LRAC,
walaupun tidak menghubungkan setiap titik terendah dari AC, menggambarkan biaya
minimum perusahaan dalam jangka panjang.
2.
Skala Ekonomi Dan Tidak Ekonomi
Kurva
LRAC beebentuk huruf U atau lebih tepat berbentuk kuali, disebabkan oleh
faktor-faktor yang dinamakan oleh ahli-ahli ekonomi sebagai skala ekonomi
(economies of scale) dan skala tidak ekonomi (diseconomies of scale).
2.1
Skala Ekonomi
Menurut
Sadono Sukirno skala kegiatan produksi jangka panjang dikatakan bersifat
mencapai skala ekonomi apabila pertambajhan produksi menyebabkan biaya produksi
rata-rata menjadi semakin rendah. Produksi yang semakin tinggi
menyebabkan perusahaan menambah kapasitas produksi, dan pertambahan kapsitas
ini menyebabkan kegiatan memproduksi bertambah efisien. Ini dicerminkan oleh
biaya produksi yang bertambah rendah. Pada kurva LRAC keadaan ini ditunjukkan
oleh bagian kurva LRAC yang semakin menurun apabila produksi bertambah. Dalam
gambar keadaan ini berlaku di antara produksi sebesar 0 samapai sebesar QB. Di
bawah ini diuraikan beberapa faktor penting yang menimbulkan skala ekonomi.
·
Spesialisasi
faktor-faktor produksi
Dalam perusahaan yang besar dilakukan spesialisasi. Setiap pekerja diharuskan melakukan suatu pekerjaan tertentu saja, dan ini menmbah keterampilan mereka. Produktifitas mereka bertambah tinggi dan akan menurunkan biaya per unit.
Dalam perusahaan yang besar dilakukan spesialisasi. Setiap pekerja diharuskan melakukan suatu pekerjaan tertentu saja, dan ini menmbah keterampilan mereka. Produktifitas mereka bertambah tinggi dan akan menurunkan biaya per unit.
·
Pengurangan harga
bahan mentah dan kebutuhan produksi lain
Makin tinggi produksi, makin banyak bahan-bahan mentah dan peralatan produksi yang digunakan. Keadaan ini menyebabkan biaya per unit akan menjadi semakin murah.
Makin tinggi produksi, makin banyak bahan-bahan mentah dan peralatan produksi yang digunakan. Keadaan ini menyebabkan biaya per unit akan menjadi semakin murah.
·
Memungkinkan
produk sampingan (By/products) diproduksi
Di dalam perusahaan adakalanya terdapat bahan-bahan yang terbuang (waste). Tetapi kalau perusahaan memiliki barang residu yang cukup banyak, barang residu ini dapat diproses menjadi barang yang diproduksi secara sampingan. Kegiatan yang baru ini akan menurunkan biaya per unit dari keseluruha operasi perusahaan.
Di dalam perusahaan adakalanya terdapat bahan-bahan yang terbuang (waste). Tetapi kalau perusahaan memiliki barang residu yang cukup banyak, barang residu ini dapat diproses menjadi barang yang diproduksi secara sampingan. Kegiatan yang baru ini akan menurunkan biaya per unit dari keseluruha operasi perusahaan.
·
Mendorong
perkembangan usaha lain
kalau suatu perusahaan telah menjadi sangat besar, timbul permintaan yang cukup ekonomis untuk mengembangkan kegiayan di bidang usaha lain yang menghasilkan barang-barang atau fasilitas yang dibutuhakan perusahaan besar tersebut. Di samping itu perusahaan –perusahaan yang menyediakan jasa-jasa kepada persusahaan tersebut akan berkembang. Berbagai perkembangan ini akan mengurangi biaya per unit.
kalau suatu perusahaan telah menjadi sangat besar, timbul permintaan yang cukup ekonomis untuk mengembangkan kegiayan di bidang usaha lain yang menghasilkan barang-barang atau fasilitas yang dibutuhakan perusahaan besar tersebut. Di samping itu perusahaan –perusahaan yang menyediakan jasa-jasa kepada persusahaan tersebut akan berkembang. Berbagai perkembangan ini akan mengurangi biaya per unit.
2.2
Skala Tidak Ekonomi
Wujudnya
skala tidak ekonomi terutama disebabkan oleh organisasi perusahaan yang sudah
menjadi sangat besar sekali sehingga menimbulkan kerumitan di dalam mengatur
dan memimpinnya. Perusahaan yang terus-menerus membesar biasanya berarti jumlah
tenaga kerja yang digunakan meliputi beribu-ribu orang, dan mempunyai pabrik
dan cabang di berbagai tempat. Sebagai akibatnya kegiatan dan organisasi
perusahaan itu sudah menjadi sangat kompleks. Tidak mungkin lagi ia dipimpin
oleh seorang manajer saja. Ini megakibatkan pengambilan keputusan dan kebijakan
perusahaan yang sangat kaku dan memakan waktu yang lama untuk merumuskannya.
Keadaan ini mengurangi efisiensi kegiatan perusahaan, dan menyebabkan biaya
produksi rata-rata semakain tinggi.
2.3
BEBERAPA BENTUK KURVA LRAC
Sifat
skala ekonomi dan skala tidak ekonomi dari kegiatan berbagai perusahaan
merupakan faktor yang sanagat penting di dalam menentukan jumlah perusahaan di
dalam sesuatu industri. Keadaan ini juga akan mempengaruhi bentuk kurva biaya
total rata-rata jangka panjang yang dihadapi setiap perusahaan. Secara kasar
dapat dibedakan tiga bentuk dari LRAC, yaitu seperti yang ditunjukkan dalam
gambar.
Dalam
grafik (i) kurva LRAC sangat cepat penurunannya, tetapi ia sangat cepat pula
mengalami kenaikan. Ini berarti kenaikan produksi yang sedikit saja telah
menimbulkan skala ekonomi yang sangat menguntungkan (yaitu biaya produksi
rata-rata sangat cepat pengurangannya), tetapi pada tingkat produksi yang
relatif rendah, skala tidak ekonomi sudah mulai wujud. Industri yang LRACnya
berbentuk demikian pada umumnya terdiri dari banyak perusahaan, dan
masing-masing perusahaan tersebut berukuran kecil.
Dalam
grafik (ii) juga pada permulaannya skala ekonomi sangat menguntungkan tetapi ia
juga tidak berlangsung lama. Akan tetapi ia diikuti oleh kuva LRAC yang datar
yang berarti pada tahap permulaan skala tidak ekonomi belum lagi menguasai
kegiatan perusahaan. Baru pada tingkat produksi yang tinggi skala tidak ekonomi
mulai berlaku. Industri yang mempunyai kurva LRAC yang berbentuk demikian
terdiri dari beberapa perusahaan besar dan beberapa perusahaan yang kecil. Jadi
besarnya perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut tidak seragam dan jumlah
perusahaan masih relatif besar.
Apabila
kurva LRAC adalah seperti yang ditunjukkan oleh grafik (iii), industri biasanya
terdiri dari perusahaan-perusahaan yang sangat besar ukurannyadan jumalah
perusahaan dalam industri tersebut relatif sedikit. Hanya beberapa perusahaan
terdapat dalam sesuatu industri. Industri adalah bersifat sedemikian karena
skala ekonomi tetap wujud sehingga ke jumlah produksi yang sangat banyak dan
dapat menguasai pasaran.
Sumber : sofyanwsw.wordpress.com
STRUKTUR
PASAR
Di
dalam teori ekonomi mikro terdapat tiga pembahasan utama yaitu : Konsumen /
rumah tangga, Produsen / perusahaan, dan pasar. Struktur pasar berhubungan erat
dengan jenis pasar dimana perusahaan beroperasi. Kita mengetahui bahwa
disekeliling kita terdapat berbagai jenis perusahaan. Ada yang kecil dan ada yang besar. Ada yang mempunyai modal kuat dan ada yang
mempunyai modal yang lemah. Untuk perusahaan kecil dan bermodal lemah, jenis
pasarnya tentu berbeda dengan perusahaan besar dan bermodal kuat. Perusahaan
yang bermodal besar akan lebih mampu bersaing dibanding perusahaan yang
bermodal kecil. Banyak perusahaan besar bertingkah laku mengintai apa yang
dilakukan saingannya. Tingkah laku persaingan ini semata-mata hanya
memperlihatkan hubungan antara perusahaan tersebut dengan perusahaan
saingannya. Pengertian
Kompetitif dalam Struktur pasar menunjukkan seberapa jauh perusahaan
mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi pasar, yaitu dengan mempengaruhi harga
dan jumlah barang yang dijualnya.
Struktur pasar merupakan perilaku pembeli dan penjual di pasar yang dipengaruhi
oleh struktur pasar yang dihadapi penjual dan pembeli.
Dimensi struktur
yang mempengaruhi perilaku penjual dan pembeli adalah:
- Jumlah
dan luas distribusi penjual di pasar.
- Jumlah
produk, apakah homogen atau heterogen
- Kemampuan
penjual untuk mempengaruhi pasar (penentuan harga)
- Pengetahuan
penjual dan pembeli terhadap pasar yang dihadapinya.
- Mudah
tidaknya perubahan baru untuk masuk dalam pasar tersebut.
Adanya dimensi pasar tersebut mengakibatkan terdapat berbagai tipe
pasar, yaitu
I. Pasar Persaingan Sempurna
II. Pasar Monopoli
III. Pasar Persaingan Monopolistik
IV. Pasar Oligopoli.
I. PASAR PERSAINGAN
SEMPURNA ( Perfect Competition )
Pasar
Persaingan Sempurna adalah Struktur pasar atau industri dimana terdapat banyak
penjual dan pembeli, dan setiap penjual atau pembeli tidak dapat mempengaruhi
keadaan pasar.
Ciri-ciri pasar
tersebut :
- Perusahaan
adalah pengambil harga (Price Taker).
- Setiap
perusahaan/produsen mudah untuk keluar masuk pasar.
- Menghasilkan
barang yang serupa (Homogen) sehingga tidak perlu adanya promosi.
- Terdapat
banyak perusahaan/produsen di pasar.
- Pembeli
mempunyai pengetahuan serupa tentang pasar.
Terdapat
empat syarat suatu pasar secara teoritis dikatakan kompetitif sempurna, yatiu:
1. Produk serba sama
Terdapat sejumlah
penjual yang menjual yang masing – masing menjual produk serupa. Dengan
demikian ada keleluasan para pembeli memilih dari sekian banyak penjual.
2. Mobilitas sumber tidak ada pembatasnya.
Perusahaan harus
dapat masuk atau meninggalkan suatu sektor industri, sumber daya harus
dapat bergerak tanpa hambatan di antara berbagai alternatif, dan barang/ jasa
harus dapat dijual berapapun harga tertingi.
3. Terdapat banyak pembeli dan penjual
Agar tiap-tiap agen
ekonomi tidak dapat mempengaruhi harga, jumlah mereka harus banyak dan harus
berbuat secara independen.
4. Informasi sempurna
Semua pembeli dan
penjual harus memiliki informasi penuh perihal kurva permintaan, kurva
penawaran, kurva biasa, dan permintaan pasar. Artinya harus ada informasi penuh
tentang harga komoditi yang dibeli dan dijual.
Struktur pasar
persaingan sempurna
Asumsi
yang biasanya dinyatakan dalam struktur pasar persaingan sempurna dalam garis
besarnya adalah:
- Di
dalam pasar terdapat penjual yang sangat banyak jumlahnya. Dari sekian
banyak penjual tersebut, tidak ada seorang penjual yang mempunyai kekuatan
mempengaruhi harga di pasar
- Barang
yang diprodusir adalah sejenis. Pembeli tidak bisa memilih penjual
favoritnya. Bagi pembeli maka setiap penjual adalah sama dan barang yang
di jual juga sejenis.
- Penjual
dan pembeli jumlahnya sangat banyak. Karena itu mereka tidak kenal satu
dengan yang lainnya.
- Pembeli
akan tahu dengan pasti, jika ada perbedaan harga diantara masing-masing
penjual,karena terdapat informasi yang sempurna dalam struktur pasar ini.
KURVA PERMINTAAN
YANG DIHADAPI PERUSAHAAN PERSAINGAN SEMPURNA DAN ELASTISITAS HARGA PERMINTAAN
Dalam
sturktur pasar persaingan sempurna, diasumsikan bahwa penjual adalah penerima
haraga (price taker), artinya
harga sudah terjadi di pasar dan penjual hanya dapat menerima harga yang telah
terjadi di pasra tersebut. Penjual tidak bisa menentukan harga atau merubahya. Hal ini karena penjual sangat banyak,
sehingga kalau ada penjual yang menaikkan harga maka pembeli akan lari kepada
penjual yang lain, sesuai dengan asumsi keempat diatas bahwa pembeli tahu
dengan pasti jika ada perbedaan harga diantara masing-masing penjual. Penjual
hanya dapat bisa berlaku pasif dan menerima harga saja. Meskipun demikian,
penjual tetap mempunyai kebebasan menentukan tingkat produksi dan penjualnya
dalam suatu skala yang tidak akan mengubah harga.
Industri
adalah suatu kumpulan dari perusahaan atau produsen yang menghasilkan barang
atau jasa yang sejenis. Industri dalam persaingan sempurna mempunyai
karakteristik bahwa perusahaan mempunyai kebebasan untuk keluar masuk dalam industri tersebut. Jumlah
perusahaan dalam industri begitu banyak, sehingga suatu perusahaan keluar masuk
tidak mempengaruhi jumlah barang yang diperdangangkan. Selain itu juga
masing-masing perusahaan dalam industri memliki kekuatan terlalu kecil sehingga
perusahaan lain yang ingin masuk dengan mudah masuk pasar persaingan sempurnan
ini.
Setiap
peusahaan yang ada dalam sistem persaingan sempurna realtif kecil sehingga
keberadaanya terhadap pasar secara keseluruhan tidak berarti. Harga pasar
terbentuk oleh permintaan pasar dan penawaran pasar, bukan oleh permintaan dan
penawaran suatu atau beberapa perusahaan secara individual.
Hubungan antara Permintaan Pasar dengan
Permintaan sebuah Perusahaan
Pada panel (a) terlihat pembentukan harga pasar (P) melalui
perpotongan kurva permintaan (DD) dan Kurva penawaran (SS)
Pada tingkat harga P tersebut, seluruh perusahaan yang berada di
dalam pasar persaingan sempurna harus mengikutinya. Berdasarkan harga itu perusahaan
tersebut dapat menual berapapun produksinya (kurva dd). Jika ia ingin menaikkan
harga lebih tinggi, ia sama sekali tidak dapat menjualnya, keantitas yang
diminta akan turun sangat besar, sebaliknya bila ia mencoba menurunkan harga
sekecil apapun menyebabkan lonjakan yang besar atas kuantitas yang diminta.
Dengan dapat ditunjukkan bahwa elastisitas harga permintaan perusahaan tersebut
adalah sa dengan ~.
Kurva permintaan
sebuah perusahaan persaingan
Sempurna
dan keseimbangan permintaan – penawaran di pasar.
a) Sebuah perusahaan persaingan sempurna.
b) Sebuah permintaan dan penawaran di pasar
Keterangan :
Pada
grafik persaingan sempurna diatas kurva permintaan (Demand) diberi notasi (d) dan merupakan kurva horizontal
pada tingkat harga (p), ini artinya perusahaan atau produsen hanya
sebagai penerima harga saja. Kurva d yang datar ini menunjukkan bahwa
perusahaan akan menjual sejumlah barang berapapun pada harga p tersebut saja,
serta tidak bisa mengubah harga. Ia merupakan penrima harga pada tingkat harga
p tersebut. Berapapun yang dijualnya, perusahaan tidak bisa menaikkan atau
menurunkan harga jualnya. Karena itu kurva permintaannya (d) disebut sebagai
elastis sempurna. Artinya perubahan produksi atau penjualan.
SYARAT PEMAKSIMUMAN
KENTUNGAN
- Membandingkan
hasil penjualan total dengan biaya total (TR-TC)
- Menunjukkan
situasi dimana hasil penjualan Marginal sama dengan Biaya Marginal (MR=MC).
- Besar
Laba Total = TR - TC dimana TR = p*q
- Besar
Laba / Unit = AR - AC
Ekuilibrium
Perusahaan ( R / L ) Jangka Pendek
Di dalam pasar
persaingan sempurna, harga adalah tertentu / tetap. Oleh karena itu perubahan
total harga (TR) karena tambahan penjualan satu unit, maka Marginal Revenue
(MR)nya sama dengan harga produk (p) sama dengan AR. ( MR = AR = p
).
Sedang Kurva TR merupakan Scale Line ( garis 45°)
MAKSIMISASI LABA
TOTAL DAN LABA UNIT
Laba per unitnya =
AR –
AC
Laba Totalnya = 60 x 426,7
= 1500 –
1083,33
= 25.000
= 416,7
R / L PADA PASAR
PERSAINGAN SEMPURNA
ü R / L total
: Selisih TR dan TC
ü R / L unit
: Selisih AR dan AC
ü R / L secara
grafis, jika MC = MR dan MC memotong MR dari bawah.
ü Output
ekuilibrium perusahaan adalah output dimana keuntungan total mencapai tingkat
maksimum.
Walaupun
setiap perusahaan akan berusaha untuk memaksimumkan keuntungan, tetapi tidak
berarti bahwa setiap perusahaan selalu mendapatkan keuntungan.
Dalam
jangka pendek terdapat empat kemungkinan corak keuntungan / kerugian
perusahaan, yaitu:
a. Mendapat keuntungan luar biasa / lebih normal
b. Mendapat keuntungan normal (BEP)
c. Mengalami kerugian tetapi masih dapat membayar biaya berubah (AVC)
d. Dalam keadaan menutup / membubarkan perusahaan (Shutdown Operation)
(a) Untung lebih
normal
(b) Untung normal
(c) mengalami
kerugian
(d) Titik tutup
usaha
(e) Rugi Total
BIAYA MARGINAL DAN
KURVA PENAWARAN
Semenjak kurva MC
memotong kurva AVC dari suatu perusahaan dalam pasar persaingan sempurna, kurva
MC merupakan kurva penawaran dari perusahaan tersebut. Kurva perusahaan
tersebut mempunyai sifat yang sama dengan kurva penawaran, yaitu menggambarkan
bagaimana perubahan harga akan mempengaruhi produksi (barang yang ditawarkan)
Keseimbangan
Perusahaan Pada Berbagai Tingkat Harga
Kurva Penawaran
OPERASI PERUSAHAAN
DAN INDUSTRI DALAM JANGKA PANJANG
Dalam
jangka panjang perusahaan dan industri dapat membuat beberapa perubahan yang di
dalam jangka pendek tidak dapat dilakukan.
Perusahaan
– perusahaan baru akan memasuki industri, dan perusahaan lama tidak efisiensi
akan gulung tikar dan meninggalkan industri.
Dengan
adanya kemungkinan untuk membuat penyesuaian – penyesuaian tersebut. Keadaan
dalam perusahaan dan industri akan mengalami perubahan.
PERUBAHAN AKIBAT
KENAIKAN PERMINTAAN
Pada mulanya
permintaan pasar D0 dan
Penawaran S0 maka
harga pasar P0, jumlah
barang yang diperjualbelikan adalah 50.000 unit. Ada 1000 perusahaan, dan setiap perusahaan
mempunyai kurva biaya yang sama, oleh karena itu setiap perusahaan akan
memproduksi 50 unit.
Gambar (a)
menunjukkan bahwa pada harga P0 perusahaan mendapatkan untung normal (normal
profit). Misal permintaan bertambah menjadi D1, akibatnya harga naik menjadi P1
dan jumlah yang ditawarkan menjadi 58.000, setiap perusahaan memproduksi 58
unit. Kenaikan harga menjadi P1 tersebut menyebabkan setiap perusahaan mendapat
keuntungan melebihi normal.
Hal ini merupakan
daya tarik kepada perusahaan-preusahaan baru untuk masuk ke dalam industri.
Kemasukkan ini akan berlangsung terus hingga keuntungan itu tidak wujud lagi,
dan kembali ke keuntungan normal. Penawaran naik menjadi harga kembali ke P0
sekarang jumlah yang diperjualbelikan telah menjadi 70.000 unit, sedang setiap
perusahaan memproduksi seperti semula yaitu 50 unit. Berarti jumlah perusahaan
yang ada dalam industri telah bertambah menjadi 1400.
PERUBAHAN AKIBAT
KEMROSOTAN PERMINTAAN
Pemisalan
yang digunakan adalah permintaan (D0) dan penawaran (S0), yang berarti harga
adalah P0. Jumlah barang yang diperjualbelikan sebanya 45.000 unit dengan 1000
perusahaan, maka setiap perusahaan memproduksi 40 unit. Perusahaan hanya
mendapat keuntungan normal
Selanjutnya
permintaan dalam pasar turun dari D0 menjadi D1, hargapun turun dari P0 menjadi
P1, selanjutnya barang yang diperjualbelikan turun dari 45.000 unit menjadi
40.000 unit. Setiap perusahaan memproduksi sebanya 40 unit. Harga baru adalah
P1, lebih rendah dari biaya rata-rata (AC) palaing minim. Oleh karenanya setiap
perusahaan mengalami kerugian. Sebagai reaksi dari keadaan ini sebagian
perusahaan menghentikan kegiatannya. Jumlah barang yang ditawarkan semakin lama
semakin berkurang, sedikit demi sedikit harganya mengalami kenaikan kembali.
Penawaran
turun seperti yang ditunjukkan kurva S1. Dan harga kembali P0. Sekarang jumlah
barang yang diperjualbelikan di pasar hanya sebanyak 36.000, sedangkan setiap
perusahaan telah kembali menghasilkan sebanyak 45 unit dengan demikian jumlah
perusahaan telah berkurang dari 1000 menjadi 800 perusahaan.
KURVA PENAWARAN
JANGKA PANJANG ( KASUS BIAYA KONSTAN)
Secara
grafik, kurva keseimbangan jangka panjang terletak pada titik terendah dari
setiap kurva biaya total rata –rata (LAC) jangka panjang perusahaan. Pada titik
tersebut kita temukan dua kondisi keseimbangan :
( 1 ) P = MC
(diperlukan untuk maksimalisasi laba), ( 2 ) P = AC (yang diperlukan untuk
maksimalisasi laba).
Kondisi laba sama
denga nol, bukan menjadi tujuan perusahaan. Perusahaan hanya akan memilih untuk
mendapatkan laba yang sebesar – besarnya. Namun kegiatan pasar dalam jangka
panjang menyebabkan semua perusahaan menerima laba sama dengan nol (normal
profit), dimana P = AC.
Keseimbangan Jangka
Panjang Untuk Pasar Persaingan Sempurna
(Kasus Biaya
konstan)
Kenaikan permintaan
dari D ke D1 akan mengakibatkan harga meningkat dari P0 ke P1 dalam jangka
pendek. Pada harga baru tersebut perusahaan akan mendapatkan laba sebesar P0,
P1, AB, dengan demikian perusahaan-perusahaan baru akan tertari untuk masuk ke
pasar tersebut. Jika masuknya perusahaan – perusahaan baru tersebut tidak
berpengaruh kepada kurva biaya perusahaan, maka perusahaan – perusahaan lainnya
akan terus masuk sampai harga tertekan turun kembali ke P0. Pada tingkat harga
tersbut laba adalah nol. Kurva penawaran jangka panjang (LS) akan menjadi garis
horizontal pada P0. Sepanjang kurva LS, output akan meningkat bersamaan dengan
meningkatnya jumlah perusahaan yang masing – masing menghasilkan output
sebanyak Q1.
KASUS BIAYA MENURUN
Penuruan Biaya
Mengahasilkan Kurva Penawaran Jangka Panajng
Berslope Negatif
Pada awalnya
keseimbangan pasar terjadi pada P1Q1. Kenaikan permintaan ke D1 menyebabkan
harga meningkat ke P2 dalam jangka pendek, dan perusahaan memproduksi Q2 untuk
mendapatkan laba tertentu. Laba tersebut menarik perusahaan baru. Jika masuknya
perusahaan baru ini menyebabkan penurunan biaya, kurva biaya yang baru tersebut
akan terlihat pada gambar (b). Dengan menghubungkan seluruh titik keseimbangan,
maka kurva penawaran jangka panjang LS dengan slope negatif dapat diperoleh.
KURVA PENAWARAN
JANGKA PANJANG (KASUS BIAYA MENINGKAT)
Kenaikan
Biaya Mengahasilkan Kurva Penawaran Jangka Panajng Berslope Positif
Diawali dengan
pasar yang berada pada keseimbangan di P1Q1, kenaikan permintaan ke D1
menyebabkan harga meningkat ke P2 dan perusahaan mendapatkan laba pada output
q2. Laba tersebut menarik perusahaan – perusahaan baru. Masuknya perusahaan –
perusahaan baru ini meningkat biaya pada level yang ditunjukan oleh gambar (b).
Dengan demikian keseimbangan baru di pasar terbentuk pada P3Q3. Dengan
menghubungkan semua titik – titik keseimbangan kurva jangka panjang LS dapat
digambarkan.
II. PASAR MONOPOLI
Pasar Monopoli
adalah
bentuk pasar dimana
hanya terdapat satu Firma saja dan Firma ini mengahasilkan barang yang tidak
mempunyai barang pengganti yang sangat dekat.
Suatu bentuk
organisasi pasar dimana hanya terdapat perusahaan tunggal yang menghasilkan
barang yang tidak ada barang substitusi yang dekat.
· Sifat permintaan pasar tidak menyimpang dari hukum permintaan
secara umum (kurva berlereng negatif) / antar harga dan kuantitas
berbanding terbalik
· Perusahaan Monopoli memperoleh harga penjualan yang tinggi bila
produksi rendah dan sebaliknya
· Tingkat harga selalu lebih tinggi dari MR (P>MR) dan bila
produksi mencapai 1 unit MR = P
· Kurva MR terletak di bawah kurva permintaan
Ciri – ciri Pasar
Monopoli :
ü Industri satu Firma
ü Tidak mempunyai
barang pengganti yang mirip
ü Tidak terdapat
kemungkinan untuk masuk ke dalam industri
ü Dapat menguasai
penentuan harga
ü Promosi iklan
kurang diperlukan
Faktor – Faktor
yang menimbulkan Monopoli :
Ø Mempunyai sumber
daya yang unik
Ø Kekuasaan monopoli
yang diperoleh melalui peraturan penerimaan :
* Peraturan paten dan Hak Cipta
* Hak Usahanya Eksklusif :
· Memberikan Hak Monopoli kepada perusahaan dalam suatu kegiatan
tertentu
· Menentukan harga atau tarif yang rendah terhadap barang yang
diproduksinya.
III. PASAR MONOPOLISITIK
Pasar Monopolistik
yaitu :
Pasar yang berada
diantara dua jenis pasar yang ekstrim, yaitu Persaingan Sempurna dan Monopoli,
oleh karena itu sifatnya mengandung unsur – unsur sifat persaingan sempurna.
Suatu pasar
dimana terdapat banyak produsen yang mengahasilkan barang yang berbeda corak
(diffeentiated products)
Ciri-ciri Pasar
Persaingan Monopolistik
- Terdapat
banyak perusahaan yang menjual yang saling bersaing untuk memperebutkan
sejumlah konsumen yang sama, atau menjual barang yang sejenis dengan ciri
khusus.
- Mengandung
unsur persaingan, karena produk yang sejenis, dan mengandung unsur
monopoli, karena ciri khusus yang dimiliki produk tersebut
- Diferensiasi
produk. Masing –masing perusahaan mengahasilkan produk yang berbeda
sedikit dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan lainnya. Oleh karena
itu setiap perusahaan bukan sebagai penerima harga (price taker) melainkan
pembuat harga (price maker)
- Kebebasan
keluar masuk. Setiap perusahaan dapat memasuki atau meninggalkan pasar
tersebut tanpa hambatan apapun. Oleh karena itu jumlah perusahaan di pasar
ini mengalami penyesuaian sampai laba yang ada terdorong nol (laba normal
/ laba profit)
Diferensiasi Produk
Dalam persaingan monopolistik
,produk-produk yang dihasilkan meskipun mirip ,tetapi tidak identik.Contoh
diferensiasi produk misalnya:rokok,sabun,dll.
a. Diferensiasi
produk riil,variasi-variasi karakter fisik ,seperti misalnya:variasi kandungan
bahan kimia dalam dua merek deterjen.
b. Deferensiasi produk artivisial adalah variasi yang terbatas
pada kemasan,merek dan promosi.Deferensiasi macam ini bertujuan untuk
memberikan kesan kepada konsumen bahwa merek-merek tertentu memiliki kualitas
yang istimewa,walaupun kenyataannya tidak demikian.
Iklan
Karakteristik utama persaingan monopolistik adalah
pembedaan produk(product differentiation).Agar konsumen mengetahui dan mengenal
produk maka konsumen perlu diberitahu mengenai perbedaan dan cirri khas
mengiklankan produknya diberbagai mass media,baik itu media cetak maupun media
elektronik.Masyarakat dapat mengklaim jika informasi yang diadvertensikan dan
tidak sesuai dengan kenyataan produknya,hal ini bias disebut juga dengan
penipuan dan merupakan tinakan kriminal.Advertensi mempunyai dampak
menaikkan biaya produk.Karena advertensi menaikkan biaya maka advertensi akan
menggeser kurva permintaan.Efek lebih lanjut maka dengan adanya advertensi
kuantitas produk yang diminta akan lebih banyak(menaik)karena banyaknya
masyarakat konsumen yang mengetahui produk perusahaan dan disamping itu
tidak menutup kemungkinan kuantitas produk yang dibeli konsumen akan menurun
sebab adanya kenaikan biaya.
Ekuilibrium Jangka
Pendek
- Perusahaan
menghadapi permintaan (kurva permintaan) yang lebih elastis dibandingkan
dengan pasar monopoli.
- Perusahaan
menghadapi sebagian pasar sedang pasar monopoli seluruh pasar
- Ekuilibrium
ditentukan oleh titik dimana kurva SME memotong MR dari bawah (ME=MR)
Ekuilibrium Jangka
Panjang
Jika
seluruh perusahaan dalam industri persainggan monopolistik menerima keuntungan
dalam jangka pendek, perusahaan lain akan memasuki pasar/industri tersebut,
dalam jangka panjang. Hal ini menyebabkan kurva permintaan dari masing-masing
perusahaan bergeser bahwa (karena setiap perusahaan sekarang mempunyai pangsa
pasar yang lebih kecil. Hal sebaliknya terjadi , jika perusahaan menderita
kerugian dalam jangka pendek)
IV. PASAR OLIGOPOLI
Pengertian
oligopoli berarti beberapa penjual akan tetapi banyak penjual yang kecil yang
sangat penting hanya dalam pasar yang saling bergantungan.Jika disuatu tempat
yang berdekatan hanya ada 2(dua) took yang menjual produk yang sama atau mirip
sama dengan tipe dan kualitas yang sama kepada konsumen dimana satu toko
menurunkan harganya maka bagaimana kira-kira reaksi toko yang lain terhadap
tindakan tersebut,apakah toko tersebut akan bereaksi sama dengan memberikan
harga jual produk yang sama ataukah akan memberikan harga jual produk dengan
harga jauh lebih murah atau malah akan mengobralnya.
Karakeristik
· Terdapat sedikit produsen
· Tindakan seorang produsen akan mempengaruhi produsen yang lain
(saling ketergantungan)
· Produk nya dapat dideferensi dan produk stadar
· Kondisi keluar masuk pasar relatif sedikit.
Karena
setiap perusahaan memberikan reaksi atas kebijaksanaan/ tandakan
perusahaan lain. Maka akan sulit untuk menentukan pangsa pasar dari suatu
perusahaan yang akan dianalisisa. Oleh karena itu perlu ada asumsi-asumsi. Dan
asumsi-asumsi tersebut berbeda antara asumsi dari seseorang dengan asumsi
dari orang lain., sehingga tidak ada/ tidak mempunyai teori umum mengenai
oligopoly.
Dibawah ini akan
dijelaskan perbedaan antara persaingan oligopolistik dan persaingan
monopolistik.
1. Didalam oligopoly,masuknya perusahaan baru sangat sulit
sekali dan relatif ada beberapa perusahaan yang akan menguasai pasar.Didalam
perusahaan monopolistic,masuknya perusahaan baru sangat mudah seperti dalam
persaingan sempurna dan sebagian besar perusahaan berada dalam suasana bersaing.
2. Didalam oligopoli,produk dapat bersifat homogin sedangkan
didalam perusahaan monopolistik,produk dapat dibedakan satu sama lain.
3. Di dalam oligopoly,tindakan perusahaan saling bergantung
satu sam alain sedangkan didalam pasar monopolistik,sebagian besar perusahaan
sama-sama bebas (tidak bergantung=independen).
4. Didalam oligopoli,harga relatif kaku tidak mudah berubah kecuali
jika terjadi perang harga (price war) atau kecuali jika ada harga kolusi
sedangkan didalam perusahaan monopolistic harga seringkali berubah.
Berbagai Model
Dalam Oligopoly
MODEL COURNOT
a. Cournot memberikan asumsi bahwa terdapat dua perusahaan yang
menjual air murni.
b. Tingkat penjualan yang memaksimumkan keuntungan bagi setiap
perusahaan terjadi pada titik tengah kurva permintaan yang berbentuk garis
lurus dan negatif (TR maksimum)
c. Dalam memaksimumkan keuntungan / TR maksimum, setiap perusahaan,
magasumsikan bahwa perusahaan lain akan mempertahankan output mereka konstan.
d. Dengan asumsi tersebut timbul sejumlah gerakan yang mengarah ke
satu titik dan gerakan balasan kedua perusahaan sehingga masing-masing menjual
1/3 dari jumlah total air murni yang akan dijual jika pasar berbentuk pasar
persaingan murni.
MODEL EDGEWORTH
Asumsi :
a. Terdapat dua perusahaan menjual barang homogen dengan biaya
produksi nol / sama
b. Mempunyai kapasitas produksi terbatas.
MODEL CHAMBERLIN
Asumsi :
a. Sama dengan asumsi-asumsi yang lain yang terdapat dua perusahaan
b. Masing-masing penjual mengakui saling bertentangan
MODEL BERTRAND
Asumsi :
a. Yang tetap bukanlah output akan tetapi harga perusahaan lain.
b. Dengan anggapan bahwa produk yang dijual homogen maka untuk
merebut pangsa pasar mereka saling menurunkan harga.
c. Masing – masing berusaha harga yang dibawah harga yang ditetapkan
perusahaan lain (lawan). Dan berlangsung terus hingga tetapi harga pasar
persaingan sempurna = Rp 0
Read more: http://dyaeducationblog.blogspot.com/2013/06/struktur-pasar-pasar-persaingan.html#ixzz4TzmYH5vb
*untuk gambar bisa di klik :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar