Senin, 26 Desember 2016

BIAYA STANDAR SEBAGAI STRATEGI PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI

BIAYA STANDAR SEBAGAI STRATEGI PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI

Sistem biaya standar memberikan pedoman dalam pengambilan keputusan dan menetapkan pengeluaran biaya produksi. Pengendalian biaya standar dilakukan dengan menetapkan standar biaya produksi yang terdiri dari biaya standar bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. UKM Konveksi Sumber Rezeki merupakan usaha kecil menengah yang memproduksi pakaian dengan berbagai jenis pakaian seperti baju dress, celana panjang wanita dan rok panjang. Standar biaya produksi belum diterapkan, sehingga pemilik usaha tidak mengetahui apakah usaha yang dijalankan mengalami keuntungan (favorable) atau mengalami kerugian (unfavorable). Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dari peneletian ini dilakukan berdasarkan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian melalui wawancara dengan pemilik usaha, sedangkan data sekunder didapatkan melalui informasi yang berkaitan dengan pengetahuan teori yang berhubungan dengan penelitian dan didapatkan melalui buku-buku dan penelitian terdahulu. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis varians biaya standar. Analisis varians digunakan untuk mengetahui biaya produksi yang sebenarnya terjadi (realisasi) dengan biaya yang telah ditetapkan sebelumnya (standar). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penetapan biaya standar untuk biaya produksi yang mencangkup biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik pada UKM Konveksi Sumber Rezeki, menganalisis varians yang terjadi antara biaya standar dan biaya aktual dan mengevaluasi varians yang terjadi apakah masih dalam batas pengendalian manajemen konveksi Sumber Rezeki. Berdasarkan analisis varians didapatkan hasil bahwa bahan baku yang digunakan selama bulan Mei 2014 bersifat favorable yaitu kain spandek, furing, benang jahit, benang obras, karet dan tali kur sedangkan kain cotton dan kain sifon bersifat unfavorable. Varians tarif tenaga kerja langsung bersifat favorable yaitu penjahitan dan penyetikaan, sedangkan pengepakan bersifat unfavorable. Varians efisiensi tenaga kerja langsung bersifat unfavorable. Varians biaya overhead variable bersifat favorable yaitu biaya plastik, biaya tag pin, biaya minyak mesin, biaya listrik dan biaya bahan bakar LPG. Berdasarkan uji t didapatkan kesimpulan bahwa varians biaya tenaga kerja langsung pada bagian penjahitan dan penyetrikaan menunjukkan masih dalam batas pengendalian manajemen, sedangkan dalam proses pengepakan di luar batas pengendalian manajemen.
Contoh Kasus Penyusunan Anggaran Variabel
Oleh Hendra Poerwanto


PT. KARS  sedang menyusun laporan laba rugi dan anggaran variabel untuk bulan Desember 20XX. Berikut ini adalah data yang tersedia dari PT. KARS:

Untuk membuat 1 unit produk diperlukan 2kg bahan mentah senilai Rp 500/kg
Setiap unit produk dikerjakan oleh tenaga kerja langsung selama 4 JKL (DLH) dengan tariff @Rp 150 per JKL
BOP bulanan dalam range 60.000 sampai dengan 80.000, adalah sebagai berikut:
https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/_/rsrc/1359306128652/anggaran-variabel/contoh-penyusunan-anggaran-variabel/CONTOH%20KASUS%20ANGGARAN%20VAR%20DATA%20RANGE%20BOP.jpg?height=204&width=400
Biaya pemasaran bulan November 20XX sebesar Rp 25.000.000,- dan pada bulan Desember diprediksi naik sebesar 20% nya.
Biaya Administarsi dan Umum pada bulan Desember diperkirakan manajemen perusahaan sebesar Rp 25.000.000 
Untuk kegiatan operasional, manajemen perusahaan meminjam uang dari bank dengan bunga sebesar Rp 2.500.000,- setiap bulan dalam jumlah tetap
Perusahaan ini termasuk badan usaha yang dikenai pajak penghasilan dengan rate 20%
    Dari data di atas, susun dan hitung lah:

Anggaran variabel untuk periode Desember 20XX dalam bentuk Matematis
Anggaran variabel untuk periode Desember 20XX dalam bentuk Formula
Anggaran variabel untuk periode Desember 20XX dalam bentuk tabel pada tingkat kapasitas 65.000 unit dan 75.000 unit
Anggaran variabel untuk periode Desember 20XX dalam bentuk Grafik
HP produksi per unit jika rencana produksi bulan Desember 20XX sebanyak 65.000 unit
Proyeksi laporan Laba/Rugi bulan Desember 20XX, jika produk yang laku terjual sebanyak 65.000 unit dengan harga jual per unit Rp 3.400

Jawab
Langkah 1.
Membuat fungsi matematis untuk item biaya non BOP dengan format Matematis sebagai berikut:    
Y = a + b X
dimana Y adalah jumlah biaya dan X adalah volume kegiatan

Jenis Biaya
    Bahan Baku         = VC/unit = SUR (2kg) @Rp 500,-/Kg = Rp 1.000,-
    TKL                     = VC/unit = SUR (4 JKL) @Rp 150,-/JKL = Rp 600,-
    BOP                    = VC/unit = Rp 150,- dan Fc = Rp 13.000.000,-
    Pemasaran          = FC = 120% x Rp 25.000.000,- = Rp 30.000.000,-
    Adm & Umum      = FC = Rp 25.000.000,-
    Operasi               = FC = Rp 25.000.000,-
    Total biaya           = VC/unit = Rp 950,- FC = Rp 93.000.000

Dengan melihat perilaku dan karakteristik tiap-tiap item biaya maka bisa dibuat persamaan matematisnya. Persamaan Matematis yang dibentuk adalah sebagai berikut :
Biaya Bahan Baku            Y1 = 0 + 1000 X
Biaya TKL                        Y2 = 0 + 600 X
BOP                                Y3 = 13.000.000 + 150 X
Pemasaran                       Y4 = 30.000.000 + 0 X
Admn dan Umum              Y5 = 25.000.000 + 0 X
Operasi                            Y6 = 25.000.000 + 0 X

Total Biaya                        Yt = 93.000.000 + 950 X

Selanjutnya dapat dihitung Total Biaya yang dianggarkan untuk seluruh item biaya pada Range X= 65.000 dan pada X = 75.000

Langkah 2.
Memisahkan komponen Biaya tetap dan biaya variabel pada BOP misalnya dengan metode titik tertinggi terendah:
a)    Biaya Bahan Penolong
Komponen Biaya Variabel
https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/_/rsrc/1359306260776/anggaran-variabel/contoh-penyusunan-anggaran-variabel/CONTOH%20KASUS%20ANGGARAN%20VAR%20METODE%20TINGGI%20RENDAH%20JAWAB%20BHN%20PENOLONG%20VC.jpg?height=160&width=400

        VC/unit = Rp 1.000.000,- / 20.000 unit = Rp 50/unit
  
Komponen Biaya Tetap
FC per bulan:
https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/_/rsrc/1359306323305/anggaran-variabel/contoh-penyusunan-anggaran-variabel/CONTOH%20KASUS%20ANGGARAN%20VAR%20METODE%20TINGGI%20RENDAH%20JAWAB%20BHN%20PENOLONG%20FC.jpg?height=125&width=400

        Persamaan ;
        Y Biaya Bahan Penolong    = 0 + 50X

b)    Biaya Listrik
Komponen Biaya Variabel
https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/_/rsrc/1359306365934/anggaran-variabel/contoh-penyusunan-anggaran-variabel/CONTOH%20KASUS%20ANGGARAN%20VAR%20METODE%20TINGGI%20RENDAH%20JAWAB%20LISTRIK%20VC.jpg?height=166&width=400

    VC/unit = Rp 1.500.000,-/20.000 unit = Rp 75/unit

Komponen Biaya tetap
    FC per bulan :
https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/_/rsrc/1359306422503/anggaran-variabel/contoh-penyusunan-anggaran-variabel/CONTOH%20KASUS%20ANGGARAN%20VAR%20METODE%20TINGGI%20RENDAH%20JAWAB%20LISTRIK%20FC.jpg?height=140&width=400

        Persamaan :
        Y Biaya Litrik = 1.500.000 + 75X


c)    Biaya Depresiasi 
Komponen Biaya Variabel
https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/_/rsrc/1359306498740/anggaran-variabel/contoh-penyusunan-anggaran-variabel/CONTOH%20KASUS%20ANGGARAN%20VAR%20METODE%20TINGGI%20RENDAH%20JAWAB%20DEPRESIASI%20VC.jpg?height=160&width=400

    VC/unit = Rp 0,-/20.000 unit = Rp 0/unit
Komponen Biaya Tetap
    FC per bulan :
https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/_/rsrc/1359306558708/anggaran-variabel/contoh-penyusunan-anggaran-variabel/CONTOH%20KASUS%20ANGGARAN%20VAR%20METODE%20TINGGI%20RENDAH%20JAWAB%20DEPRESIASI%20FC.jpg?height=125&width=400


    Persamaan
    Y Biaya Depresiasi = 4.000.000 + 0X

d)    Biaya Gaji
Komponen Biaya Variabel
https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/_/rsrc/1359306626469/anggaran-variabel/contoh-penyusunan-anggaran-variabel/CONTOH%20KASUS%20ANGGARAN%20VAR%20METODE%20TINGGI%20RENDAH%20JAWAB%20GAJI%20VC.jpg?height=160&width=400

    VC/unit = Rp 0,- / 20.000 unit = Rp 0/unit

Komponen Biaya Tetap
    FC per bulan :
https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/_/rsrc/1359306661270/anggaran-variabel/contoh-penyusunan-anggaran-variabel/CONTOH%20KASUS%20ANGGARAN%20VAR%20METODE%20TINGGI%20RENDAH%20JAWAB%20GAJI%20FC.jpg?height=122&width=400
   
Persamaan :
        Y Biaya Gaji : 6.200.000 + 0

e)    Biaya Asuransi
Komponen Biaya Variabel
https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/_/rsrc/1359306710300/anggaran-variabel/contoh-penyusunan-anggaran-variabel/CONTOH%20KASUS%20ANGGARAN%20VAR%20METODE%20TINGGI%20RENDAH%20JAWAB%20ASURANSI%20VC.jpg?height=160&width=400

    VC/unit = Rp 500.000,-/20.000 unit = Rp 25/unit
    
Komponen Biaya Tetap
    FC per bulan :
https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/_/rsrc/1359307908056/anggaran-variabel/contoh-penyusunan-anggaran-variabel/CONTOH%20KASUS%20ANGGARAN%20VAR%20METODE%20TINGGI%20RENDAH%20JAWAB%20ASURANSI%20FC.jpg?height=127&width=400

        Persamaan :
        Y Biaya Asuransi    = 0 + 50X

Dengan demikian secara ringkas persamaan matematis yang dibentuk untuk anggaran variabel BOP adalah sbb :
        Biaya Bahan Penolong    Y1 =    0 + 50 X
        Biaya Listrik                      Y2 = 1.500.000 + 75 X
        Biaya Depresiasi             Y3 = 4.000.000 + 0 X
        Biaya Gaji                         Y4 = 6.200.000 + 0 X
        Biaya Asuransi                 Y5 = 1.300.000 + 25 X (+)
    Total BOP                               Y = 13.000.000 + 150 X

Dari perhitungan di atas, selanjutnya jawaban dari semua pertanyaan dari kasus adalah sbb:

1. Anggaran Variabel Bentuk Matematis
Biaya Bahan Baku                                                                   Y1 = 0 + 1000 X
Biaya TKL                                                                                 Y2 = 0 + 600 X
BOP       
        Biaya Bahan Penolong    Ya =    0 + 50 X
        Biaya Listrik                      Yb = 1.500.000 + 75 X
        Biaya Depresiasi              Yc = 4.000.000 + 0 X
        Biaya Gaji                         Yd = 6.200.000 + 0 X
        Biaya Asuransi                 Ye = 1.300.000 + 25 X  (+)
        Total BOP                                                                        Y3 = 13.000.000 + 150 X                     
Pemasaran                                                                              Y4 = 30.000.000 + 0 X
Admn dan Umum                                                                     Y5 = 25.000.000 + 0 X
Operasi                                                                                     Y6 = 25.000.000 + 0 X

Total Biaya                                                                                Yt = 93.000.000 + 950 X

2. Anggaran Variabel Bentuk Formula
https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/_/rsrc/1359307173509/anggaran-variabel/contoh-penyusunan-anggaran-variabel/CONTOH%20KASUS%20ANGGARAN%20VAR%20JAWAB%20BENTUK%20FORMULA.jpg?height=266&width=400

3. Anggaran Variabel  Bentuk Tabel
https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/_/rsrc/1359307283945/anggaran-variabel/contoh-penyusunan-anggaran-variabel/CONTOH%20KASUS%20ANGGARAN%20VAR%20JAWAB%20BENTUK%20TABEL.jpg?height=245&width=400

4. Anggaran Variabel Bentuk Grafik
https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/_/rsrc/1359307351226/anggaran-variabel/contoh-penyusunan-anggaran-variabel/CONTOH%20KASUS%20ANGGARAN%20VAR%20JAWAB%20BENTUK%20GRAFIK.jpg?height=266&width=400

5.  Harga Pokok Per Unit pada tingkat produksi 65.000 unit
https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/_/rsrc/1359307802105/anggaran-variabel/contoh-penyusunan-anggaran-variabel/ANGGARAN%20VAR%20MENGHITUNG%20HPP.jpg


6. Laporan Laba Rugi pada tingkat produksi 65.000 unit
https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/_/rsrc/1359307713901/anggaran-variabel/contoh-penyusunan-anggaran-variabel/ANGGARAN%20VAR%20MENGHITUNG%20LABA%20RUGI.jpg?height=332&width=400
Sumber : https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/anggaran-variabel/contoh-penyusunan-anggaran-variabel











Teori Biaya dan Konsep Efisiensi

Posted by sofyanwsw on 
| Download dalam bentuk word di sini |
1.         Fungsi Biaya Jangka Pendek dan Panjang
Analisis mengenai biaya produksi perusahaan perlu dibedakan kepada dua jangka waktu: jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek adalah jangka waktu dimana perusahaan dapat menambah salah satu factor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Dengan perkataan lain, dalam analisis dimisalkan bahwa sebagian dari factor-faktor produksi yang digunakan dianggap tetap jumlahnya. Sedangkan jangka panjang adalah jangka waktu dimana semua factor produksi dapat mengalami perubahan, yaitu jumlahnya dapat ditambah apabila pertambahan itu diperlukan.
Biaya produksi, menurut Sadono Sukirno didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh factor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang akan diproduksikan perusahaan tersebut. (Sadono Sukirno 2008:208). Biaya produksi yang dikeuarkan perusahaan dapat dibedakan menjadi dua jenis: biaya eksplisit dan biaya tersembunyi (imputed cost). Biaya eksplisit adalah pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang berupa pembayaran dengan uang untuk mendapatkan factor-faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan. Sedangkan biaya produksi adalah taksiran pengeluaran terhadap factor-faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri.
Menurut Karl E. Case & Ray C. Fair dalam jangka pendek, semua perusahaan (kompetitif maupun nonkompetitif) memiliki biaya yang harus mereka tanggung apapun output mereka. Sebenarnya, beberapa biaya tetap harus dibayar meskipun berusaha berhenti berproduksi yakni, meskipun outputnya nol. Jenis biaya ini disebut biaya tetap, biaya tetap adalah segala biaya yang tidak tergantung pada tingkat output perusahaan. Biaya ini tetap timbul meskipun perusahaan tidak memproduksi apapun. Tidak ada biaya tetap dalam jangka panjang, dan perusahaan tidak bisa melakukan apapun dalam jangka pendek untuk menghindarinya atau mengubahnya. Dalam jangka panjang, suatu perusahaan tidak memiliki biaya tetap, karena perusahaan itu bisa memperluas, mempersempit, atau keluar dari industry.
Perusahaan memang memiliki biaya tertentu dalam jangka panjang yang tergantung pada tingkat output yang mereka pilih. Jenis biaya ini disebut dengan biaya varibel, biaya variable adalah baiya yang tergantung pada tingkat produksi yang dipilih. Biaya tetap dan biaya variable merupakan penyusun biaya total, biaya total adalah biaya tetap ditambah biaya variable.
1.1       Pengertian Biaya Produksi Jangka Pendek
Tabel 10.1 menunjukkan nilai-nilai berbagai pengertian biaya produksi yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang. Dalam membuat contoh yang terdapat dalam table 10.1 tersebut dimisalkan tenaga kerja adalah factor produksi yang berubah-ubah jumlahnya, sedangkan factor produksi yang lain jumlahnya tetap. Sehingga keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan produsen dapat dibedakan kepada dua jenis pembiayaan yaitu biaya yang selalu berubah dan biaya tetap.
Tabel 10.1 Biaya Produksi dalam Jangka Pendek (dalam ribuan rupiah)
Jumlah Pekerja   (1)
Jumlah Produksi (2)
Biaya tetap total         (3)
Biaya berubah total         (4)
Biaya total
(5)
Biaya marjinal  (6)
Biaya tetap rata-rata             (7)
Biaya berubah rata-rata (8)
Biaya total rata-rata (9)
0
0
50
0
50
1
2
50
50
100
25
25
25
50
2
6
50
100
150
12.5
12.5
16.7
25
3
12
50
150
200
8.3
8.3
12.5
16.7
4
20
50
200
250
6.25
6.25
10
12.5
5
27
50
250
300
7.1
7.1
9.3
11.1
6
33
50
300
350
8.3
8.3
9.1
10.6
7
36
50
350
400
10.0
10.0
9.2
10.5
8
42
50
400
450
12.5
12.5
9.5
10.7
9
45
50
450
500
16.7
16.7
10
11.1
10
47
50
500
550
25
25
10.6
11.7
11
48
50
550
600
50
50
11.5
12.5
1.1.1    Biaya Total (TC)
Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya total dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
TC = TFC + TVC
1.1.2    Biaya Tetap Total (TFC)
Biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah mengikuti tingkat produksi. Sebagai contoh adalah biaya peneliharaan pabrik dan asuransi, biaya abonemen telepon bulanan. Biaya tetap dapat dihitung sama seperti biaya variabel, yaitu dari penurunan rumus menghitung biaya total. Penuruanan rumus tersebut, adalah: TC = FC + VC
FC = TC – VC
Dalam Tabel 10.1 besarnya biaya tetap total, yang ditunjukkan dalam kolom (3), adalah Rp 50.000
1.1.3    Biaya Berubah Total (TVC)
Biaya variabel merupakan biaya yang berubah secara linier sesuai dengan volume output operasi perusahaan. Sebagai contoh adalah biaya pulsa telepon bulanan, biaya pengeluaran untuk upah dan bahan baku. Biaya variabel dapat dihitung dari penurunan rumus menghitung biaya total, yaitu: TC = FC + VC
VC = TC – FC
Dalam table 10.1, dimisalkan setiap tenaga kerja yang digunakan memperoleh pendapatan sebesar Rp 50.000. Berdasarkan pemisalan ini, biaya berubah total ditunjukkan dalam kolom (4).
1.1.4    Biaya Tetap Rata-rata (AFC)
Biaya tetap rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya tetap (FC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut. Biaya tetap rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
AFC = TFC / Q
1.1.5    Biaya Berubah Rata-rata (AVC)
Biaya variabel rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya variabel (VC) untuk memproduksi sejumlah baran (Q) dibagi dengan jumlah produksi tertentu. Biaya variabel rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut, yaitu:
AVC = TVC / Q
1.1.6    Biaya Total Rata-rata (AC)
Biaya total rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya total (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi oleh perusahaan. Biaya total rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut, yaitu:
AC = TC / Q atau AC = AFC + AVC
1.1.7    Biaya Marjinal (MC)
Biaya marginal dapat juga dikatakan sebagai biaya pertambahan (incremental cost). Biaya marginal merupakan kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi sebanyak satu unit keluaran tambahan. Biaya marginal dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
MCn = TCn – TC n-1  atau MCn = ∆TC / ∆Q
Perhatikan Tabel 10.1. Misalkan jumlah tenaga kerja bertambah dari 2 menjadi 3. Dapat dilihat bahwa produksi bertambah dari 6 menjadi 12 unit (jadi bertambah 6 unit) dan biaya produksi bertambah sebanyak Rp 50.000, yaitu dari sebanyak Rp 150.000 menjadi Rp 200.000. Dengan demikian biaya marjinal adalah Rp 50.000 / 6 unit = Rp 8333
1.2       Bentuk Kurva Biaya Jangka Pendek
Jangka pendek
Gambar 10.1
1.2.1    Kurva Biaya-Biaya Total
Dalam gambar diatas digambarkan 3 jenis kurva yang termasuk dalam golongan kurva-kurva biaya total rata-rata, yaitu:
·         Kurva TFC yang menggambarkan biaya tetap total
·         Kurva TVC yang menggambarakan biaya berubah total
·         Kurva TC yang menggambarkan biaya total
Pada permulaannya apabila jumlah factor berubah adalah sedikit, produksi marjinal meningkat dan menyebabkan TVC berbentuk agak landai (lihat bagian ab) tetapi, apabila produksi sudah semakin banyak, produksi marjinal semakin berkurang dan menyebabkan kurva TVC semakin tegak (lihat bagian bc).
1.2.2    Kurva Biaya Rata-Rata
Kurva-kurva dalam gambar 10.2 dilukis berdasarkan kepada angka-angka yang terdapat dalam table 10.1. Kurva biaya tetap rata-rata berbentuk menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Bentuk yang demikian disebabkan karna ia menggambarkan bahwa semakin besar jumlah produksi, semakin kecil biaya tetap rata-rata.
 Kurva Biaya rata-rata
Gambar 10.2
1.2.3    Hubungan Kurva FC dengan AVC dan AC
Dalam menggambarkan kurva-kurva biaya rata-rata perlulah disadari dan diingat bahwa kurva AVC dan AC dipotong oleh kurva MC pada titik terendah dari masing-masing kurva tersebut. Hal itu harus dibuat agar tidak menyalahi hukum matematik.
 AC AFC
1.2.4    Menggambarkan Kurva MC
 Kurva MC
Gambar 10.4
Kurva MC menimbulkan sedikit masalah dalam menggambarkan, karena ia menunjukkan pertamn=bahan biaya kalau produksi naik satu unit. Dengan demikian ada dua tingkat produksi yang berkaitan dengan efek tersebut, tingkat produksi sebelum dan sesudah kenaikan produksi. Disebabkan oleh hal ini, titik-titik yang menggambarkan biaya merjian harus digambarkan diantara kedua-dua tingkat produksi tersebut. Ini berarti, sebagai conoh, titik yang menggambarkan biaya marjinal naik dari 0 unit menjadi 1 unit harus dibuat ditengah-tengah unit produksi 0 dan 1 titik. Contoh lain, untuk menggambarkan biaya marjinal pada waktu produksi naik dari 6 unit menjadi 12 unit, harus dibuat diatas tingkat produksi sebanyak 9 unit (karena unit produksi ke-9 adalah ditengah-tengah 6 unit dan 12 unit). Keadaan ini menggambarkan titik A. Menggambarkan contoh lain, perhatikan cara menentukan titik pada MC pada ketika jumlah produksi bertambah dari 33 unit menjadi 38 unit. Untuk kenaikan produksi ini MC = Rp 10000. Keadaan ini digambarkan oleh titik B. Gambar 10.4 secara khusus menunjukkan kurva MC yang dilukis berdasarkan data biaya marjinal pada table 10.1.
1.3       Biaya Produksi Jangka Panjang
Dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah semua faktor produksi atau input yang akan digunakannya. Oleh karena itu, biaya produksi  tidak perlu lagi dibedakan antara biaya tetap dan biaya berubah. Di dalam jangka panjang tidak ada biaya tetap, semua jenis biaya yang dikeluarkan merupakan biaya berubah. Ini berarti bahwa perusahaan-perusahaan bukan saja dapat menambah tenaga kerja tetapi juga dapat menambah jumalah mesin dan peralatan produksi lainnya, luas tanah yang digunakan (terutama dalam kegiatan pertanian) dan luasnya bangunan/pabrik yang digunakan. Sebagai akibatnya, dalam jangka panjang terdapat banyak kurva jangka pendek yang dapat dilukiskan.
1.3.1    Cara Meminimumkan Biaya Dalam Jangka Panjang
Karena dalam jangka panjang perusahaan dapat memperluas kapasitas produksinya, ia harus menentukan besarnya kapasitas pabrik (plant size) yang akan meminimumkan biaya produksi. Dalam analisis ekonomi kapasitas pabrik digambarkan oleh kurva bioaya total rata-rata (AC). Dengan demikian analisis mengenai bagaimana produsen menganalisis kegiatan produksinya dalam usahanya meminimumkan biaya dapat dilakukan dengan memperhatikan kurva AC untuk kapasitas yang berbeda-beda.
Berbeda contoh
Contoh yang menggambarkan bagaimana analisis tersebut dibuat ditunjukkan dalam gambar. Dimisalkan terdapat 3 kapasitas pabrik yang dapat digunakan oleh pengusaha. Kapasitas 1 ditunjukkan oleh AC1, kapasitas 2 ditunjukkan oleh AC2, dan kapasitas 3 ditunjukkan oleh AC3. Dalam contoh ini pada hakikatnya pengusaha mempunyai 3 pilihan dalam menggunakan alat-alat produksi : kapasitas 1, kapasitas 2, kapasitas 3. Berturut-turut biaya produksi akan dikeluarkan untuk menggunakan masing-masing kapsitas tersebut adalah seperti ditunjkkuan oleh AC1, AC2, AC3. Yang manakah kapasitas yang akan dipilih produsen ? Faktor apakah yang menetukan pilihan tersebut.
Faktor yang akan menetukan kapasitas produksi yang digunakan adalah tingkat produksi yang ingin dicapai. Apabila perusahaan tersebutingin mencapai produksi sebanyak 100 unit, adalah lebih baik untuk menggunakan kapasitas 1 (lihat titik A). Kalau yang digunakan adalah kapasitas 2 (seperti dalam gambar, biaya produksinya adalah lebih tinggi ( lihat titik B). Kapasitas 1 adalah kapasitas yang paling efisien, dan akan meminimumkan biaya produksi, untuk produksi di bawah 130  unit. Untuk produksi di antara 130 dan 240 unit, kapasitas 2 adalah yang paling efisien, karena biaya produksi adalah paling minimum dengan menggunakan kapasitas tersebut. Ini dapat dilihat misalnya untuk produksi sebanyak 160 unit. Seperti dapat dilihat dalam gambar. AC1 berada di atasAC2, yang berarti  dengan menggunakan kapasitas satu biaya akan lebih tinggi daripada menggunakan kapasitas 2. Untuk produksi melebihi 240 unit, misalnya 275 unit, kapasitas 3 adalah yang harus digunakan produsen. Penggunaan ini akan meminimumkan biaya. Dari contoh ini dapat disimpulkan bahwa peminimumman biaya jangka panjang tergantung kepada 2 faktor berikut
1.        Tingkat produksi yang ingin dicapai
2.        Sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia
1.3.2    Kurva Biaya Total Rata-Rata Jangka Panjang
Kurva Biaya Total rata jk pnjang
Di dalam jangka panjang titik terendah dari suatu AC tidak menggambarkan biaya yang paling minimum untuk memproduksikan satu tingkat produksi. Terdapat kapasitas produsi lain (AC lain) yang dapat meminimumkan biaya. Sebagai buktinya perhatikanlah AC1 dan AC2. A1 adalah titik terendah pada AC1. Dengan demikian dalam jangka pendek produksi sebesar QA dapat diproduksikan dengan biaya yang lebih rendah dari titik manapun pada AC1. Tetapi dalam jangka panjang biaya itu belum merupakan biaya yang paling minimum, karena apabila kapasitas produksi yang berikut digunakan (AC2), produksi sebesar QA akan mengeluarkan biaya sebanyak seperti ditunjukkan oleh titik A pada AC2. Dari contoh ini dapat disimpulkan bahwa kurva LRAC, walaupun tidak menghubungkan setiap titik terendah dari AC, menggambarkan biaya minimum perusahaan dalam jangka panjang.
2.         Skala Ekonomi Dan Tidak Ekonomi
Kurva LRAC beebentuk huruf U atau lebih tepat berbentuk kuali, disebabkan oleh faktor-faktor yang dinamakan oleh ahli-ahli ekonomi sebagai skala ekonomi (economies of scale) dan skala tidak ekonomi (diseconomies of scale).
2.1       Skala Ekonomi
Menurut Sadono Sukirno skala kegiatan produksi jangka panjang dikatakan bersifat mencapai skala ekonomi apabila pertambajhan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi semakin rendah. Produksi yang semakin tinggi  menyebabkan perusahaan menambah kapasitas produksi, dan pertambahan kapsitas ini menyebabkan kegiatan memproduksi bertambah efisien. Ini dicerminkan oleh biaya produksi yang bertambah rendah. Pada kurva LRAC keadaan ini ditunjukkan oleh bagian kurva LRAC yang semakin menurun apabila produksi bertambah. Dalam gambar keadaan ini berlaku di antara produksi sebesar 0 samapai sebesar QB. Di bawah ini diuraikan beberapa faktor penting yang menimbulkan skala ekonomi.
·         Spesialisasi faktor-faktor produksi
Dalam perusahaan yang besar dilakukan spesialisasi. Setiap pekerja diharuskan melakukan suatu pekerjaan tertentu saja, dan ini menmbah keterampilan mereka. Produktifitas mereka bertambah tinggi dan akan menurunkan biaya per unit.
·         Pengurangan harga bahan mentah dan kebutuhan produksi lain
Makin tinggi produksi, makin banyak bahan-bahan mentah dan peralatan produksi yang digunakan. Keadaan ini menyebabkan biaya per unit akan menjadi semakin murah.
·         Memungkinkan produk sampingan (By/products) diproduksi
Di dalam perusahaan adakalanya terdapat bahan-bahan yang terbuang (waste). Tetapi kalau perusahaan memiliki barang residu yang cukup banyak, barang residu ini dapat diproses menjadi barang yang diproduksi secara sampingan. Kegiatan yang baru ini akan menurunkan biaya per unit dari keseluruha operasi perusahaan.
·         Mendorong perkembangan usaha lain
kalau suatu perusahaan telah menjadi sangat besar, timbul permintaan yang cukup ekonomis untuk mengembangkan kegiayan di bidang usaha lain yang menghasilkan barang-barang atau fasilitas yang dibutuhakan perusahaan besar tersebut. Di samping itu perusahaan –perusahaan yang menyediakan jasa-jasa kepada persusahaan tersebut akan berkembang. Berbagai perkembangan ini akan mengurangi biaya per unit.
2.2       Skala Tidak Ekonomi
Wujudnya skala tidak ekonomi terutama disebabkan oleh organisasi perusahaan yang sudah menjadi sangat besar sekali sehingga menimbulkan kerumitan di dalam mengatur dan memimpinnya. Perusahaan yang terus-menerus membesar biasanya berarti jumlah tenaga kerja yang digunakan meliputi beribu-ribu orang, dan mempunyai pabrik dan cabang di berbagai tempat. Sebagai akibatnya kegiatan dan organisasi perusahaan itu sudah menjadi sangat kompleks. Tidak mungkin lagi ia dipimpin oleh seorang manajer saja. Ini megakibatkan pengambilan keputusan dan kebijakan perusahaan yang sangat kaku dan memakan waktu yang lama untuk merumuskannya. Keadaan ini mengurangi efisiensi kegiatan perusahaan, dan menyebabkan biaya produksi rata-rata semakain tinggi.
2.3       BEBERAPA BENTUK KURVA LRAC
Sifat skala ekonomi dan skala tidak ekonomi dari kegiatan berbagai perusahaan merupakan faktor yang sanagat penting di dalam menentukan jumlah perusahaan di dalam sesuatu industri. Keadaan ini juga akan mempengaruhi bentuk kurva biaya total rata-rata jangka panjang yang dihadapi setiap perusahaan. Secara kasar dapat dibedakan tiga bentuk dari LRAC, yaitu seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
Dalam grafik (i) kurva LRAC sangat cepat penurunannya, tetapi ia sangat cepat pula mengalami kenaikan. Ini berarti kenaikan produksi yang sedikit saja telah menimbulkan skala ekonomi yang sangat menguntungkan (yaitu biaya produksi rata-rata sangat cepat pengurangannya), tetapi pada tingkat produksi yang relatif rendah, skala tidak ekonomi sudah mulai wujud. Industri yang LRACnya berbentuk demikian pada umumnya terdiri dari banyak perusahaan, dan masing-masing perusahaan tersebut berukuran kecil.
Dalam grafik (ii) juga pada permulaannya skala ekonomi sangat menguntungkan tetapi ia juga tidak berlangsung lama. Akan tetapi ia diikuti oleh kuva LRAC yang datar yang berarti pada tahap permulaan skala tidak ekonomi belum lagi menguasai kegiatan perusahaan. Baru pada tingkat produksi yang tinggi skala tidak ekonomi mulai berlaku. Industri yang mempunyai kurva LRAC yang berbentuk demikian terdiri dari beberapa perusahaan besar dan beberapa perusahaan yang kecil. Jadi besarnya perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut tidak seragam dan jumlah perusahaan masih relatif besar.
Kurva LRAC
Apabila kurva LRAC adalah seperti yang ditunjukkan oleh grafik (iii), industri biasanya terdiri dari perusahaan-perusahaan yang sangat besar ukurannyadan jumalah perusahaan dalam industri tersebut relatif sedikit. Hanya beberapa perusahaan terdapat dalam sesuatu industri. Industri adalah bersifat sedemikian karena skala ekonomi tetap wujud sehingga ke jumlah produksi yang sangat banyak dan dapat menguasai pasaran.

Sumber : sofyanwsw.wordpress.com













STRUKTUR PASAR


Di dalam teori ekonomi mikro terdapat tiga pembahasan utama yaitu : Konsumen / rumah tangga, Produsen / perusahaan, dan pasar. Struktur pasar berhubungan erat dengan jenis pasar dimana perusahaan beroperasi. Kita mengetahui bahwa disekeliling kita terdapat berbagai jenis perusahaan. Ada yang kecil dan ada yang besar. Ada yang mempunyai modal kuat dan ada yang mempunyai modal yang lemah. Untuk perusahaan kecil dan bermodal lemah, jenis pasarnya tentu berbeda dengan perusahaan besar dan bermodal kuat. Perusahaan yang bermodal besar akan lebih mampu bersaing dibanding perusahaan yang bermodal kecil. Banyak perusahaan besar bertingkah laku mengintai apa yang dilakukan saingannya. Tingkah laku persaingan ini semata-mata hanya memperlihatkan hubungan antara perusahaan tersebut dengan perusahaan saingannya.  Pengertian Kompetitif dalam Struktur pasar menunjukkan seberapa jauh perusahaan mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi pasar, yaitu dengan mempengaruhi harga dan jumlah barang yang dijualnya.
Struktur pasar merupakan perilaku pembeli dan penjual di pasar yang dipengaruhi oleh struktur pasar yang dihadapi penjual dan pembeli.
Dimensi struktur yang mempengaruhi perilaku penjual dan pembeli adalah:
  1. Jumlah dan luas distribusi penjual di pasar.
  2. Jumlah produk, apakah homogen atau heterogen
  3. Kemampuan penjual untuk mempengaruhi pasar (penentuan harga)
  4. Pengetahuan penjual dan pembeli terhadap pasar yang dihadapinya.
  5. Mudah tidaknya perubahan baru untuk masuk dalam pasar tersebut.
Adanya dimensi pasar tersebut mengakibatkan terdapat berbagai tipe pasar, yaitu
I.       Pasar Persaingan Sempurna
II.    Pasar Monopoli
III. Pasar Persaingan Monopolistik
IV. Pasar Oligopoli.

 I.      PASAR PERSAINGAN SEMPURNA ( Perfect Competition )

Pasar Persaingan Sempurna adalah Struktur pasar atau industri dimana terdapat banyak penjual dan pembeli, dan setiap penjual atau pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan pasar.
Ciri-ciri pasar tersebut :
  1. Perusahaan adalah pengambil harga (Price Taker).
  2. Setiap perusahaan/produsen mudah untuk keluar masuk pasar.
  3. Menghasilkan barang yang serupa (Homogen) sehingga tidak perlu adanya promosi.
  4. Terdapat banyak perusahaan/produsen di pasar.
  5. Pembeli mempunyai pengetahuan serupa tentang pasar.

Terdapat empat syarat suatu pasar secara teoritis dikatakan kompetitif sempurna, yatiu:
1.      Produk serba sama
Terdapat sejumlah penjual yang menjual yang masing – masing menjual produk serupa. Dengan demikian ada keleluasan para pembeli memilih dari sekian banyak penjual.
2.      Mobilitas sumber tidak ada pembatasnya.
Perusahaan harus dapat masuk atau meninggalkan suatu sektor industri, sumber daya  harus dapat bergerak tanpa hambatan di antara berbagai alternatif, dan barang/ jasa harus dapat dijual berapapun harga tertingi.
3.      Terdapat banyak pembeli dan penjual
Agar tiap-tiap agen ekonomi tidak dapat mempengaruhi harga, jumlah mereka harus banyak dan harus berbuat secara independen.
4.      Informasi sempurna
Semua pembeli dan penjual harus memiliki informasi penuh perihal kurva permintaan, kurva penawaran, kurva biasa, dan permintaan pasar. Artinya harus ada informasi penuh tentang harga komoditi yang dibeli dan dijual.

Struktur pasar persaingan sempurna

Asumsi yang biasanya dinyatakan dalam struktur pasar persaingan sempurna dalam garis besarnya adalah:
  1. Di dalam pasar terdapat penjual yang sangat banyak jumlahnya. Dari sekian banyak penjual tersebut, tidak ada seorang penjual yang mempunyai kekuatan mempengaruhi harga di pasar
  2. Barang yang diprodusir adalah sejenis. Pembeli tidak bisa memilih penjual favoritnya. Bagi pembeli maka setiap penjual adalah sama dan barang yang di jual juga sejenis.
  3. Penjual dan pembeli jumlahnya sangat banyak. Karena itu mereka tidak kenal satu dengan yang lainnya.
  4. Pembeli akan tahu dengan pasti, jika ada perbedaan harga diantara masing-masing penjual,karena terdapat informasi yang sempurna dalam struktur pasar ini.

KURVA PERMINTAAN YANG DIHADAPI PERUSAHAAN PERSAINGAN SEMPURNA DAN ELASTISITAS HARGA PERMINTAAN

Dalam sturktur pasar persaingan sempurna, diasumsikan bahwa penjual adalah penerima haraga (price taker), artinya harga sudah terjadi di pasar dan penjual hanya dapat menerima harga yang telah terjadi di pasra tersebut. Penjual tidak bisa menentukan harga atau merubahya. Hal ini karena penjual sangat banyak, sehingga kalau ada penjual yang menaikkan harga maka pembeli akan lari kepada penjual yang lain, sesuai dengan asumsi keempat diatas bahwa pembeli tahu dengan pasti jika ada perbedaan harga diantara masing-masing penjual. Penjual hanya dapat bisa berlaku pasif dan menerima harga saja. Meskipun demikian, penjual tetap mempunyai kebebasan menentukan tingkat produksi dan penjualnya dalam suatu skala yang tidak akan mengubah harga.

Industri adalah suatu kumpulan dari perusahaan atau produsen yang menghasilkan barang atau jasa yang sejenis. Industri dalam persaingan sempurna mempunyai karakteristik bahwa perusahaan mempunyai kebebasan untuk keluar masuk dalam industri tersebut. Jumlah perusahaan dalam industri begitu banyak, sehingga suatu perusahaan keluar masuk tidak mempengaruhi jumlah barang yang diperdangangkan. Selain itu juga masing-masing perusahaan dalam industri memliki kekuatan terlalu kecil sehingga perusahaan lain yang ingin masuk dengan mudah masuk pasar persaingan sempurnan ini.

Setiap peusahaan yang ada dalam sistem persaingan sempurna realtif kecil sehingga keberadaanya terhadap pasar secara keseluruhan tidak berarti. Harga pasar terbentuk oleh permintaan pasar dan penawaran pasar, bukan oleh permintaan dan penawaran suatu atau beberapa perusahaan secara individual.

Hubungan antara Permintaan Pasar  dengan
Permintaan sebuah Perusahaan
http://1.bp.blogspot.com/-DM40MbA61wI/Ub3WJmi0hNI/AAAAAAAAAY8/J-2DACvvf-I/s320/b.png

Pada panel (a) terlihat pembentukan harga pasar (P) melalui perpotongan kurva permintaan (DD) dan Kurva penawaran (SS)
Pada tingkat harga P tersebut, seluruh perusahaan yang berada di dalam pasar persaingan sempurna harus mengikutinya. Berdasarkan harga itu perusahaan tersebut dapat menual berapapun produksinya (kurva dd). Jika ia ingin menaikkan harga lebih tinggi, ia sama sekali tidak dapat menjualnya, keantitas yang diminta akan turun sangat besar, sebaliknya bila ia mencoba menurunkan harga sekecil apapun menyebabkan lonjakan yang besar atas kuantitas yang diminta. Dengan dapat ditunjukkan bahwa elastisitas harga permintaan perusahaan tersebut adalah sa dengan ~.

Kurva permintaan sebuah perusahaan persaingan
Sempurna dan keseimbangan permintaan – penawaran di pasar. 
a)      Sebuah perusahaan persaingan sempurna.
http://4.bp.blogspot.com/-8KXXVBSBKsI/Ub3Y39WnqvI/AAAAAAAAAZQ/XeG98wJlFl0/s1600/c.png


b)      Sebuah permintaan dan penawaran di pasar

http://4.bp.blogspot.com/-lb_Y660oipA/Ub3Y55wx1ZI/AAAAAAAAAZY/0WVEUzlqeR4/s1600/d.png

Keterangan :
Pada grafik persaingan sempurna diatas kurva permintaan (Demand) diberi notasi (d) dan merupakan kurva horizontal pada tingkat harga (p), ini artinya perusahaan atau produsen hanya sebagai penerima harga saja. Kurva d yang datar ini menunjukkan bahwa perusahaan akan menjual sejumlah barang berapapun pada harga p tersebut saja, serta tidak bisa mengubah harga. Ia merupakan penrima harga pada tingkat harga p tersebut. Berapapun yang dijualnya, perusahaan tidak bisa menaikkan atau menurunkan harga jualnya. Karena itu kurva permintaannya (d) disebut sebagai elastis sempurna. Artinya perubahan produksi atau penjualan.

SYARAT PEMAKSIMUMAN KENTUNGAN

  1. Membandingkan hasil penjualan total dengan biaya total (TR-TC)
  2. Menunjukkan situasi dimana hasil penjualan Marginal sama dengan Biaya Marginal (MR=MC).
  3. Besar Laba Total = TR - TC dimana TR = p*q
  4. Besar Laba / Unit = AR - AC

Ekuilibrium Perusahaan ( R / L ) Jangka Pendek

http://3.bp.blogspot.com/-cdb4RbgWddc/Ub3ZhHAqOAI/AAAAAAAAAZg/r9liE_NEJxM/s400/d.png
Di dalam pasar persaingan sempurna, harga adalah tertentu / tetap. Oleh karena itu perubahan total harga (TR) karena tambahan penjualan satu unit, maka Marginal Revenue (MR)nya sama dengan harga produk  (p) sama dengan AR.  ( MR = AR = p ).
Sedang Kurva TR merupakan Scale Line ( garis 45°)
MAKSIMISASI LABA TOTAL DAN LABA UNIT
http://3.bp.blogspot.com/-r_2s6DqHLxM/Ub3aMnGXvHI/AAAAAAAAAZo/0AN975gZj-8/s640/d.png
Laba per unitnya = AR – AC                                  Laba Totalnya = 60 x 426,7
                            = 1500 – 1083,33                                                 = 25.000
                            = 416,7
R / L PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

ü  R / L  total                :     Selisih TR dan TC
ü  R / L  unit                 :     Selisih AR dan AC
ü  R / L secara grafis, jika MC = MR dan MC memotong MR dari bawah.
ü  Output  ekuilibrium perusahaan adalah output dimana keuntungan total mencapai tingkat maksimum.

Walaupun setiap perusahaan akan berusaha untuk memaksimumkan keuntungan, tetapi tidak berarti bahwa setiap perusahaan selalu mendapatkan keuntungan.
Dalam jangka pendek terdapat empat kemungkinan corak keuntungan / kerugian perusahaan, yaitu:
a.       Mendapat keuntungan luar biasa / lebih normal
b.      Mendapat keuntungan normal (BEP)
c.       Mengalami kerugian tetapi masih dapat membayar biaya berubah (AVC)
d.      Dalam keadaan menutup / membubarkan perusahaan (Shutdown Operation)
(a) Untung lebih normal
http://4.bp.blogspot.com/-WBOKAIAe1Z4/Ub3ajGNdBuI/AAAAAAAAAZw/CL8NXRVCBfc/s1600/d.png
(b) Untung normal
http://4.bp.blogspot.com/-sOiH23eWTGw/Ub3bFDxTdDI/AAAAAAAAAZ8/Ppueo1HHO5E/s1600/d.png
(c) mengalami kerugian
http://2.bp.blogspot.com/-Ws-R9xVAcTY/Ub3b_DSFccI/AAAAAAAAAaM/M64ncWJ9Q8k/s1600/d.png
(d) Titik tutup usaha
http://1.bp.blogspot.com/-FticYnKlhME/Ub3cRQFlgUI/AAAAAAAAAaU/XoTfx_9dkrw/s1600/d.png
(e) Rugi Total

http://2.bp.blogspot.com/-iRyGCkKGBtQ/Ub3cnB5lNFI/AAAAAAAAAac/LrW4IfD420k/s1600/d.png
BIAYA MARGINAL DAN KURVA PENAWARAN

Semenjak kurva MC memotong kurva AVC dari suatu perusahaan dalam pasar persaingan sempurna, kurva MC merupakan kurva penawaran dari perusahaan tersebut. Kurva perusahaan tersebut mempunyai sifat yang sama dengan kurva penawaran, yaitu menggambarkan bagaimana perubahan harga akan mempengaruhi produksi (barang yang ditawarkan)
http://2.bp.blogspot.com/-QFKNj7Ard0E/Ub3dA83W7yI/AAAAAAAAAak/3CxGtAbEZ_A/s1600/d.png
Keseimbangan Perusahaan Pada Berbagai Tingkat Harga
http://2.bp.blogspot.com/-TESLPPDjJWo/Ub3dPgReSyI/AAAAAAAAAas/-U_cjmvZoSo/s1600/d.png
Kurva Penawaran
OPERASI PERUSAHAAN DAN INDUSTRI DALAM JANGKA PANJANG

Dalam jangka panjang perusahaan dan industri dapat membuat beberapa perubahan yang di dalam jangka pendek tidak dapat dilakukan.
Perusahaan – perusahaan baru akan memasuki industri, dan perusahaan lama tidak efisiensi akan gulung tikar dan meninggalkan industri.
Dengan adanya kemungkinan untuk membuat penyesuaian – penyesuaian tersebut. Keadaan dalam perusahaan dan industri akan mengalami perubahan.

PERUBAHAN AKIBAT KENAIKAN PERMINTAAN
http://2.bp.blogspot.com/-J2X0lsA9luc/Ub3d3-LqWhI/AAAAAAAAAa4/zJgPQ6CRHWw/s1600/d.png
http://2.bp.blogspot.com/-kAn-Uat455g/Ub3eMC1qrlI/AAAAAAAAAbA/VfQPS9IK62U/s1600/d.png
Pada mulanya permintaan pasar D0 dan Penawaran S0 maka harga pasar P0, jumlah barang yang diperjualbelikan adalah 50.000 unit. Ada 1000 perusahaan, dan setiap perusahaan mempunyai kurva biaya yang sama, oleh karena itu setiap perusahaan akan memproduksi 50 unit.
Gambar (a) menunjukkan bahwa pada harga P0 perusahaan mendapatkan untung normal (normal profit). Misal permintaan bertambah menjadi D1, akibatnya harga naik menjadi P1 dan jumlah yang ditawarkan menjadi 58.000, setiap perusahaan memproduksi 58 unit. Kenaikan harga menjadi P1 tersebut menyebabkan setiap perusahaan mendapat keuntungan melebihi normal.
Hal ini merupakan daya tarik kepada perusahaan-preusahaan baru untuk masuk ke dalam industri. Kemasukkan ini akan berlangsung terus hingga keuntungan itu tidak wujud lagi, dan kembali ke keuntungan normal. Penawaran naik menjadi harga kembali ke P0 sekarang jumlah yang diperjualbelikan telah menjadi 70.000 unit, sedang setiap perusahaan memproduksi seperti semula yaitu 50 unit. Berarti jumlah perusahaan yang ada dalam industri telah bertambah menjadi 1400.

PERUBAHAN AKIBAT KEMROSOTAN PERMINTAAN
http://2.bp.blogspot.com/-UMWFjDhQuqQ/Ub3eyvNs8aI/AAAAAAAAAbQ/9BMFY5US7Vk/s1600/d.png
Pemisalan yang digunakan adalah permintaan (D0) dan penawaran (S0), yang berarti harga adalah P0. Jumlah barang yang diperjualbelikan sebanya 45.000 unit dengan 1000 perusahaan, maka setiap perusahaan memproduksi 40 unit. Perusahaan hanya mendapat keuntungan normal
Selanjutnya permintaan dalam pasar turun dari D0 menjadi D1, hargapun turun dari P0 menjadi P1, selanjutnya barang yang diperjualbelikan turun dari 45.000 unit menjadi 40.000 unit. Setiap perusahaan memproduksi sebanya 40 unit. Harga baru adalah P1, lebih rendah dari biaya rata-rata (AC) palaing minim. Oleh karenanya setiap perusahaan mengalami kerugian. Sebagai reaksi dari keadaan ini sebagian perusahaan menghentikan kegiatannya. Jumlah barang yang ditawarkan semakin lama semakin berkurang, sedikit demi sedikit harganya mengalami kenaikan kembali.
Penawaran turun seperti yang ditunjukkan kurva S1. Dan harga kembali P0. Sekarang jumlah barang yang diperjualbelikan di pasar hanya sebanyak 36.000, sedangkan setiap perusahaan telah kembali menghasilkan sebanyak 45 unit dengan demikian jumlah perusahaan telah berkurang dari 1000 menjadi 800 perusahaan.

KURVA PENAWARAN JANGKA PANJANG ( KASUS BIAYA KONSTAN)

Secara grafik, kurva keseimbangan jangka panjang terletak pada titik terendah dari setiap kurva biaya total rata –rata (LAC) jangka panjang perusahaan. Pada titik tersebut kita temukan dua kondisi keseimbangan :
( 1 ) P = MC (diperlukan untuk maksimalisasi laba), ( 2 ) P = AC (yang diperlukan untuk maksimalisasi laba).
Kondisi laba sama denga nol, bukan menjadi tujuan perusahaan. Perusahaan hanya akan memilih untuk mendapatkan laba yang sebesar – besarnya. Namun kegiatan pasar dalam jangka panjang menyebabkan semua perusahaan menerima laba sama dengan nol (normal profit), dimana P = AC.

Keseimbangan Jangka Panjang Untuk Pasar Persaingan Sempurna
(Kasus Biaya konstan)
http://3.bp.blogspot.com/-TRRwq7z0d9U/Ub3fIMETz_I/AAAAAAAAAbY/fSZ99UvTjSU/s1600/d.png
Kenaikan permintaan dari D ke D1 akan mengakibatkan harga meningkat dari P0 ke P1 dalam jangka pendek. Pada harga baru tersebut perusahaan akan mendapatkan laba sebesar P0, P1, AB, dengan demikian perusahaan-perusahaan baru akan tertari untuk masuk ke pasar tersebut. Jika masuknya perusahaan – perusahaan baru tersebut tidak berpengaruh kepada kurva biaya perusahaan, maka perusahaan – perusahaan lainnya akan terus masuk sampai harga tertekan turun kembali ke P0. Pada tingkat harga tersbut laba adalah nol. Kurva penawaran jangka panjang (LS) akan menjadi garis horizontal pada P0. Sepanjang kurva LS, output akan meningkat bersamaan dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang masing – masing menghasilkan output sebanyak Q1.

KASUS BIAYA MENURUN

Penuruan Biaya Mengahasilkan Kurva Penawaran Jangka Panajng
Berslope Negatif

http://4.bp.blogspot.com/-b3NF3XMz46w/Ub3flmhYeWI/AAAAAAAAAbk/_nE5MEXn5BM/s1600/d.png

Pada awalnya keseimbangan pasar terjadi pada P1Q1. Kenaikan permintaan ke D1 menyebabkan harga meningkat ke P2 dalam jangka pendek, dan perusahaan memproduksi Q2 untuk mendapatkan laba tertentu. Laba tersebut menarik perusahaan baru. Jika masuknya perusahaan baru ini menyebabkan penurunan biaya, kurva biaya yang baru tersebut akan terlihat pada gambar (b). Dengan menghubungkan seluruh titik keseimbangan, maka kurva penawaran jangka panjang LS dengan slope negatif dapat diperoleh.

KURVA PENAWARAN JANGKA PANJANG (KASUS BIAYA MENINGKAT)

Kenaikan  Biaya Mengahasilkan Kurva Penawaran Jangka Panajng Berslope Positif
http://1.bp.blogspot.com/-XdfMLmUsiZE/Ub3gPZYiEnI/AAAAAAAAAbo/ac9TjUn55zE/s640/d.png
Diawali dengan pasar yang berada pada keseimbangan di P1Q1, kenaikan permintaan ke D1 menyebabkan harga meningkat ke P2 dan perusahaan mendapatkan laba pada output q2. Laba tersebut menarik perusahaan – perusahaan baru. Masuknya perusahaan – perusahaan baru ini meningkat biaya pada level yang ditunjukan oleh gambar (b). Dengan  demikian keseimbangan baru di pasar terbentuk pada P3Q3. Dengan menghubungkan semua titik – titik keseimbangan kurva jangka panjang LS dapat digambarkan.

 II.      PASAR MONOPOLI

Pasar Monopoli adalah
bentuk pasar dimana hanya terdapat satu Firma saja dan Firma ini mengahasilkan barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang sangat dekat.
Suatu bentuk organisasi pasar dimana hanya terdapat perusahaan tunggal yang menghasilkan barang yang tidak ada barang substitusi yang dekat.

Ada 4 karakter dari Pasar Monopoli :
·      Sifat permintaan pasar tidak menyimpang dari hukum permintaan secara umum (kurva berlereng negatif)  / antar harga dan kuantitas berbanding terbalik
·      Perusahaan Monopoli memperoleh harga penjualan yang tinggi bila produksi rendah dan sebaliknya
·      Tingkat harga selalu lebih tinggi dari MR (P>MR) dan bila produksi mencapai 1 unit MR = P
·      Kurva MR terletak di bawah kurva permintaan
http://4.bp.blogspot.com/-2b0zNuoa5LQ/Ub3gunotEeI/AAAAAAAAAbw/GD3jtiz6WqA/s640/d.png
Ciri – ciri Pasar Monopoli :
ü  Industri satu Firma
ü  Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip
ü  Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk ke dalam industri
ü  Dapat menguasai penentuan harga
ü  Promosi iklan kurang diperlukan

Faktor – Faktor yang menimbulkan Monopoli :
Ø  Mempunyai sumber daya yang unik
Ø  Kekuasaan monopoli yang diperoleh melalui peraturan penerimaan :
*             Peraturan paten dan Hak Cipta
*             Hak Usahanya Eksklusif :
·      Memberikan Hak Monopoli kepada perusahaan dalam suatu kegiatan tertentu
·      Menentukan harga atau tarif yang rendah terhadap barang yang diproduksinya.

 III.      PASAR MONOPOLISITIK

Pasar Monopolistik yaitu :
Pasar yang berada diantara dua jenis pasar yang ekstrim, yaitu Persaingan Sempurna dan Monopoli, oleh karena itu sifatnya mengandung unsur – unsur sifat persaingan sempurna.
Suatu  pasar dimana terdapat banyak produsen yang mengahasilkan barang yang berbeda corak (diffeentiated products)

Ciri-ciri Pasar Persaingan Monopolistik
  1. Terdapat banyak perusahaan yang menjual yang saling bersaing untuk memperebutkan sejumlah konsumen yang sama, atau menjual barang yang sejenis dengan ciri khusus.
  2. Mengandung unsur persaingan, karena produk yang sejenis, dan mengandung unsur monopoli, karena ciri khusus yang dimiliki produk tersebut
  3. Diferensiasi produk. Masing –masing perusahaan mengahasilkan produk yang berbeda sedikit dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan lainnya. Oleh karena itu setiap perusahaan bukan sebagai penerima harga (price taker) melainkan pembuat harga (price maker)
  4. Kebebasan keluar masuk. Setiap perusahaan dapat memasuki atau meninggalkan pasar tersebut tanpa hambatan apapun. Oleh karena itu jumlah perusahaan di pasar ini mengalami penyesuaian sampai laba yang ada terdorong nol (laba normal / laba profit)
Diferensiasi Produk

    Dalam persaingan monopolistik ,produk-produk yang dihasilkan meskipun mirip ,tetapi tidak identik.Contoh diferensiasi produk misalnya:rokok,sabun,dll.
Ada dua macam diferensiasi produk yaitu:
a.       Diferensiasi produk riil,variasi-variasi karakter fisik ,seperti misalnya:variasi kandungan bahan kimia dalam dua merek deterjen.
b.      Deferensiasi produk artivisial adalah variasi yang terbatas pada kemasan,merek dan promosi.Deferensiasi macam ini bertujuan untuk memberikan kesan kepada konsumen bahwa merek-merek tertentu memiliki kualitas yang istimewa,walaupun kenyataannya tidak demikian.

Iklan

Karakteristik utama persaingan monopolistik adalah pembedaan produk(product differentiation).Agar konsumen mengetahui dan mengenal produk maka konsumen perlu diberitahu mengenai perbedaan  dan cirri khas mengiklankan produknya diberbagai mass media,baik itu media cetak maupun media elektronik.Masyarakat dapat mengklaim jika informasi yang diadvertensikan dan tidak sesuai dengan kenyataan produknya,hal ini bias disebut juga dengan penipuan dan merupakan tinakan kriminal.Advertensi  mempunyai dampak menaikkan biaya produk.Karena advertensi menaikkan biaya maka advertensi akan menggeser kurva permintaan.Efek lebih lanjut maka dengan adanya advertensi kuantitas produk yang diminta akan lebih banyak(menaik)karena banyaknya masyarakat konsumen yang mengetahui produk  perusahaan dan disamping itu tidak menutup kemungkinan kuantitas produk yang dibeli konsumen akan menurun sebab adanya kenaikan biaya.

Ekuilibrium Jangka Pendek

  • Perusahaan menghadapi permintaan (kurva permintaan) yang lebih elastis dibandingkan dengan pasar monopoli.
  • Perusahaan menghadapi sebagian pasar sedang pasar monopoli seluruh pasar
  • Ekuilibrium ditentukan oleh titik dimana kurva SME memotong MR dari bawah (ME=MR)
http://1.bp.blogspot.com/-7W6I7GmGsUE/Ub5oB9zsYII/AAAAAAAAAcY/RY2-3T-CFig/s1600/a.png
Ekuilibrium Jangka Panjang

Jika seluruh perusahaan dalam industri persainggan monopolistik menerima keuntungan dalam jangka pendek, perusahaan lain akan memasuki pasar/industri tersebut, dalam jangka panjang. Hal ini menyebabkan kurva permintaan dari masing-masing perusahaan bergeser bahwa (karena setiap perusahaan sekarang mempunyai pangsa pasar yang lebih kecil. Hal sebaliknya terjadi , jika perusahaan menderita kerugian dalam jangka pendek)

IV. PASAR OLIGOPOLI

Pengertian oligopoli berarti beberapa penjual akan tetapi banyak penjual yang kecil yang sangat penting hanya dalam pasar yang saling bergantungan.Jika disuatu tempat yang berdekatan hanya ada 2(dua) took yang menjual produk yang sama atau mirip sama dengan tipe dan kualitas yang sama kepada konsumen dimana satu toko menurunkan harganya maka bagaimana kira-kira reaksi toko yang lain terhadap tindakan tersebut,apakah toko tersebut akan bereaksi sama dengan memberikan harga jual produk yang sama ataukah akan memberikan harga jual produk dengan harga jauh lebih murah atau malah akan mengobralnya.

Karakeristik
·         Terdapat sedikit produsen
·         Tindakan seorang produsen akan mempengaruhi produsen yang lain (saling ketergantungan)
·         Produk nya dapat dideferensi dan produk stadar
·         Kondisi keluar masuk pasar relatif sedikit.

Karena setiap perusahaan  memberikan reaksi atas kebijaksanaan/ tandakan perusahaan lain. Maka akan sulit untuk menentukan pangsa pasar dari suatu perusahaan yang akan dianalisisa. Oleh karena itu perlu ada asumsi-asumsi. Dan asumsi-asumsi tersebut berbeda antara asumsi dari  seseorang dengan asumsi dari orang lain., sehingga tidak ada/ tidak mempunyai teori umum mengenai oligopoly.

Dibawah ini akan dijelaskan perbedaan antara persaingan oligopolistik dan persaingan monopolistik.
1.      Didalam oligopoly,masuknya perusahaan baru sangat sulit sekali dan relatif ada beberapa perusahaan yang akan menguasai pasar.Didalam perusahaan monopolistic,masuknya perusahaan baru sangat mudah seperti dalam persaingan sempurna dan sebagian besar perusahaan berada dalam suasana bersaing.
2.      Didalam oligopoli,produk dapat bersifat homogin sedangkan didalam perusahaan monopolistik,produk dapat dibedakan satu sama lain.
3.      Di dalam oligopoly,tindakan perusahaan saling bergantung satu sam alain sedangkan didalam pasar monopolistik,sebagian besar perusahaan sama-sama bebas (tidak bergantung=independen).
4.      Didalam oligopoli,harga relatif kaku tidak mudah berubah kecuali jika terjadi perang harga (price war) atau kecuali jika ada harga kolusi sedangkan didalam perusahaan monopolistic harga seringkali berubah.


Berbagai Model Dalam Oligopoly

MODEL COURNOT

a.       Cournot memberikan asumsi bahwa terdapat dua perusahaan yang menjual air murni.

b.      Tingkat penjualan yang memaksimumkan keuntungan bagi setiap perusahaan terjadi pada titik tengah kurva permintaan yang berbentuk garis lurus dan negatif (TR maksimum)

c.       Dalam memaksimumkan keuntungan / TR maksimum, setiap perusahaan, magasumsikan bahwa perusahaan lain akan mempertahankan output mereka konstan.

d.      Dengan asumsi tersebut timbul sejumlah gerakan yang mengarah ke satu titik dan gerakan balasan kedua perusahaan sehingga masing-masing menjual 1/3 dari jumlah total air murni yang akan dijual jika pasar berbentuk pasar persaingan murni.

MODEL EDGEWORTH

Asumsi :
a.       Terdapat dua perusahaan menjual barang homogen dengan biaya produksi nol / sama
b.      Mempunyai kapasitas produksi terbatas.

MODEL CHAMBERLIN

Asumsi :
a.       Sama dengan asumsi-asumsi yang lain yang terdapat dua perusahaan
b.      Masing-masing penjual mengakui saling bertentangan

MODEL BERTRAND

Asumsi :
a.       Yang tetap bukanlah output akan tetapi harga perusahaan lain.
b.      Dengan anggapan bahwa produk yang dijual homogen maka untuk merebut pangsa pasar mereka saling menurunkan harga.

c.       Masing – masing berusaha harga yang dibawah harga yang ditetapkan perusahaan lain (lawan). Dan berlangsung terus hingga tetapi harga pasar persaingan sempurna = Rp 0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar